Welcome to the Neo Area

Di blog ini, saya akan menampilkan artikel-artikel saya, buku harian saya, dan catatan-catatan tentang saya, disini saya juga akan mengisi berita-berita dan artikel tentang masalah, Ac Milan, Persebaya, Timnas Indonesia, dll. saya akan berusaha membuat blog ini kental akan sepak bola,,

Sabtu, 25 Desember 2010

Piala AFF: Pikal, Sang Tangan Kanan Riedl

Jakarta - Kehadiran Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia membuat prestasi 'Merah Putih' mulai menanjak. Namun di balik sukses Riedl, ada sosok kepercayaannya, Wolfgang Pikal.

Pikal adalah asisten pelatih Indonesia selain Widodo Cahyono Putro. Sama dengan Riedl, Pikal juga seorang yang berkewarganegaraan Austria.

Sosok Pikal menarik perhatian karena pria 43 tahun itu fasih berbahasa Indonesia. Alhasil, Pikal-lah yang bertugas melakukan konferensi pers menjelang pertandingan di AFF Suzuki Cup 2010 serta menerjemahkan ucapan Riedl dalam temu pers usai laga.

Tak cuma itu, Pikal sangat membantu Riedl dalam urusan teknis. Pikal sering memimpin pemanasan dalam latihan, hingga menyiapkan slide PowerPoint untuk menjelaskan taktik dan strategi Riedl kepada para pemain.

"Dia tahu Bahasa Indonesia saya cukup bagus dan saya juga bisa melatih," ujar Pikal seperti dilansir situs resmi turnamen.

"Saya tahu bagaimana dia melatih dan apa yang dia inginkan dari sesi taktik kami. Jadi, saya mencoba membuat presentasi di komputer dan setelah dia melihatnya, kami akan berdiskusi sebelum menyajikannya ke pemain. Saya akan berpresentasi dalam Bahasa Indonesia dan Riedl akan menghentikan presentasi dalam beberapa momen untuk menunjukkan maksudnya kepada pemain," paparnya.

Kebiasaan Riedl untuk tidak menghadiri konferensi pers sebelum laga memang disengaja dan Pikal-lah yang kemudian akan angkat bicara. Hal itu sah-sah saja karena memang tidak ada kewajiban untuk melakukannya.

"Dia cukup percaya kepada saya dan mengizinkan saya untuk bicara atas nama tim," tukas Pikal.

Pikal lahir di Wina, Austria, dan memulai karir sepakbola sebagai gelandang di klub Divisi 2 Austria, SR Donaufeld, dan kemudian tim Divisi 3 SK Baumgarten. Namun cedera engkel parah memaksanya menutup karir di usia sangat muda, 22 tahun.

Untuk menghilangkan kesedihan akibat pensiun dini, Pikal kemudian memutuskan untuk bertualang keliling dunia. Saat ia mengunjungi Bali, ia jatuh cinta dengan seorang perempuan Indonesia dan akhirnya menikahinya. Tahun 1990, pasangan suami istri itu mendirikan usaha tekstil dan Pikal pun tinggal di Indonesia.

Tetapi gairah sepakbola Pikal tidak lantas padam. Ia kemudian berkenalan dengan Dick Buitelaar, pria Belanda yang melatih Perseden Denpasar. Buitelaar melihat bakat melatih Pikal dan menyarankannya mengambil kursus-kursus kepelatihan.

Pikal adalah seorang pembelajar yang baik. Buktinya, Pikal memiliki lebih dari 20 sertifikat kepelatihan yang ia dapat dan pernah juga mengunjungi Arsenal, Aston Villa dan Ajax Amsterdam untuk mengasah kemampuan.

Perkenalan Pikal dengan Riedl terjadi pada tahun 2008. Dimulai dari surat elektronik, Pikal mengirim beberapa DVD latihan sepakbola kepada Riedl melalui adik ipar Riedl di Austria. Saat Riedl mengasuh klub Vietnam, Haiphong, Pikal menemui Riedl di sana.

"Saya tinggal dua pekan di sana melihat apa yang ia lakukan dan kami jadi teman akrab. Saat saya pulang, dia bilang akan menghubungi saya bila dia bekerja di Indonesia," kenang Pikal.

Jauh sebelum menjadi kandidat asisten pelatih Indonesia, Pikal punya kegemaran positif, yakni melakukan riset terhadap timnas 'Merah Putih'. Pikal juga rajin menyaksikan pertandingan Liga Indonesia, baik secara langsung maupun lewat televisi.

Menjelaskan mengenai dirinya, Pikal menyebut bahwa ia separuh Austria dan separuh Indonesia.

"Saya merasa lebih Austria dalam hal melatih mengingat disiplin dan etos kerja yang harus dijunjung tinggi dalam latihan maupun dalam pertandingan," ujar Pikal.

"Tapi saya juga merasa sangat Indonesia, mengingat saya sudah tinggal di sini sangat lama. Saya sudah tinggal di sini 20 tahun. Saya menikahi orang Indonesia, punya anak-anak di Indonesia dan saya cinta negeri ini dan saya cinta orang-orangnya. Membantu Indonesia memenangi Piala AFF akan sangat berarti buat saya," tutupnya.

Piala AFF: Lika-liku Mengejar Tiket Final

Jakarta - Animo masyarakat yang sangat besar untuk menonton laga final kedua AFF Suzuki Cup 2010 membuat perburuan tiket jadi sulit. Berikut adalah cerita para pencari tiket, baik yang sukses maupun gagal.

Keinginan untuk mendukung timnas Indonesia menjamu Malaysia di leg 2 final yang digelar Minggu (29/12/2010) sangat kuat di dalam diri Rilo Matasak Tandi. Ia pun bertekad untuk membeli tiket secara online yang dibuka hari ini.

"Seminggu sebelumnya gw sudah mulai cari info diinternet, yang paling mungkin adalah cari tiket via online. Info gw dapatkan bahwa tiket OL mulai buka tanggal 25 Desember jam 10.00," kisah Rilo dalam surelnya kepada redaksi detikSport.

"Jam 9 gw dah nongkrongin komputer,  tepat jam 9.45, gw berhasil connect, dan langsung pesan 6 tiket, begitu gw mau nyoba untuk kedua kalinya (karena butuh total 10 tiket) - server down gak bisa masuk ke webnya lagi.... dan gak lama berselang, ada info bahwa tiket sudah SOLD OUT!!!"

Meski berhasil memperoleh enam tiket, Rilo justru kaget ketika ia mendapati tulisan 'VIP Timur' di print out bukti pembelian, padahal ia membeli tiket VIP Barat dengan harga VIP Barat, yakni Rp 500 ribu per lembar tiket.

"Ada beberapa yg ngaco sih di sistem penjualannya, gw pesan tiket yg harga @500ribu (harusnya dapat VIP Barat) tapi di print out muncul VIP Timur, harganya beda pula..." tulisnya.

Beda dengan Rilo, nasib sial harus dialami oleh Faried yang juga menulis surel senada. Faried yang sudah menunggu sejak pukul 08.00 dibuat kecewa karena di saat ia tinggal memasukkan nomor kartu kredit buat pembayaran, sistemnya gagal.

"Setelah input julah tiket yg akan dibeli (saya beli 8) kemudian masuk ke menu berikut utk memilih jenis tiket. Anehnya di menu terlihat ada kesalahan di sistem , disitu tertulis west vip 350 ribu dan east vip 500 ribu ... " tulis Faried.

"Saya mau beli east vip..tapi jadi nya milih west vip karena harganya sesuai dgn harga east vip. Kemudian setelah diklik muncul jumlah yg hrs dibayar ( tertulis west vip dgn harga east vip) ..  diconfirm saya masuk ke menu login .. Ketika dimasukkan username dan password (sdh saya daftarkan sejak kmrn) langsung error kembali ke halaman utama pdhl kalo berhasil tinggal masukin nomor kartu kredit beress."

"Saya langsung buru2 mengulang prosesnya, cukup cepet krn bwroser yg ke dua sdh masuk ke link ordering ticket.  Tapi ternyata saat memilih jumlah tiket diklik tertulis there are not enough ticket to sale .dan diatasnya sdh tertulis SOLD OUT ketika itu jam 9.52 ... Artinya kurang dari 10 menit sdh abis dan itu belum jam 10 pagi," sambungnya. 

"Makanya saya ga percaya kalo ketua LOC bilang karcis sold out dlm 30 menit .. Jumlah tiket yg dijual online apakah sesuai dgn info resminya jg msh dipertanyakan .. ini akal akalan pssi krn bnyk beredar tiket vip yg dijual offline.." tanya Faried.

Tiket Cepat Ludes, Wajar atau Permainan?

Jakarta - Cepat ludesnya tiket final AFF Suzuki Cup 2010 yang dijual secara online mengundang kekesalan para pemburu tiket. Apakah fenomena ini wajar ataukah ada pemainan?

Hari ini, penjualan tiket kelas VVIP, VIP Barat dan VIP Timur dilakukan melalui situs www.ticketsas.com. Baru beberapa menit sejak penjualan dibuka pukul 10.00 WIB, 6.871 tiket langsung sold out.

Hal ini mengundang kekecewaan para pemburu tiket. Seperti yang dituliskan salah seorang pembaca detikSport dalam surat elektroniknya kepada redaksi.

"FYI aja .... dari pagi jam 09.30 coba akses www. ticketsas.com nggak bisa masuk / susah sekali padahal malam sudah bikin account. Website tidak jelas kemana masuknya," tulis Jerome.

"Jam 11 bisa masuk dg susah payah  di bilang sold out .... dari mana 7000 tix sold out dlm 1 jam ... padahal akses ke websitenya aja nggak bisa," imbuhnya lagi.

Tudingan bahwa cepat ludesnya hampir 7.000 tiket dalam waktu singkat adalah akibat adanya permainan panitia dilontarkan oleh seorang pencinta sepakbola Indonesia yang minta identitasnya disimpan.

"Permainan jelas itu," sahutnya ketus.

Indikasi adanya permainan dikatakan suporter tersebut karena justru ada banyak calo yang sudah memegang voucher pembelian dan tinggal menukarkannya dengan tiket asli pada tanggal 28 Desember mendatang.

"Aku tadi dapat nomor-nomor calo, trus aku cobain satu-satu. Ada dua calo yang merespon. Mereka baru bisa menyediakan pada tanggal 28 (Desember)," bebernya.

Calon pembeli itu kemudian meminta disediakan enam buah tiket yang disanggupi sang calo. Berapa harga tiket masuk dari tukang catut? "Rata-rata naik dua kali lipat," cetusnya.

Jadi, menurut Anda, apakah habisnya tiket dalam waktu singkat itu wajar atau rekayasa?

Tiga Pemain Dinantikan Kepastiannya

Kuala Lumpur - Para pendukung timnas Indonesia boleh jadi tengah was-was terkait kondisi tiga pilar 'Merah Putih' yang tengah bermasalah dengan kesehatannya. Cristian Gonzales, Firman Utina dan Oktovianus Maniani diharapkan bisa segera sembuh dan tampil di leg I final AFF Suzuki Cup 2010 besok.

Setelah dua laga semifinal kontra Filipina, Firman dan Okto memang didera masalah cedera. Cedera lutut Firman kembali kambuh sedangkan Okto bermasalah dengan hamstringnya. Alhasil dalam beberapa latihan sebelum keberangkatan ke Malaysia kemarin, kedua andalan di lini tengah itu harus berlatih terpisah.

Kemudian satu lagi pemain yang mengalami cedera ringan yaitu Gonzales yang begitu diandalkan di lini depan. El Loco mengalami masalah di pangkal pahanya saat melakukan latihan terakhir pada Kamis, (23/12/2010) pagi kemarin.

Sampai kemarin timnas melakukan latihan perdana setibanya di Malaysia, Gonzales, Firman dan Okto masih melakukan latihan terpisah. Jelas ini merupakan kabar tak baik bagi Alfred Riedl yang harus mengawal timnya melakukan final pertama di depan pendukung Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Minggu (26/12/2010).

Bahkan media lokal setempat sudah berani memberitakan jika ketiga pemain di atas plus Maman Abdurrahman bakal absen pada laga esok. Namun optimisme tinggi tetap terpancar dari fisioterapis timnas Mathias Ibo terkait kondisi para pemain andalan timnas itu.

"Kalau soal Gonzales, Firman dan Okto. mereka sudah makin membaik keadaaannya. Mudah-mudahan besok mereka bisa sembuh dan segera bermain," ucap Ibo singkat kepada detiksport saat ditemui di Palace of Golden Horses Hotel, Sabtu (25/12/2010) siang WIB.

Pengamatan detiksport yang kebetulan satu hotel dengan timnas, para pemain memang sekitar pukul 13.00 waktu setempat sepertinya langsung menuju kamarnya melalui lift yang berada di dekat restoran tempat mereka makan siang.

Terlihat memang Riedl lebih mengetatkan lagi perlindungan kepada para pemainnya terkait ekspos media yang dinilai berlebihan dalam beberapa hari terakhir, yang ditakutkan bakal mengganggu konsentrasi pemain.

RCTI Merasa Haknya Tidak Terpenuhi Utuh

Jakarta - Sebagai pemilik hak siar pertandingan AFF Suzuki Cup 2010, RCTI merasa hak yang mereka terima tidak penuh. Pasalnya, ada stasiun televisi lain yang justru mendapat kemudahan.

Demikian pendapat Dini Putri, Head of Acquisition RCTI, saat dihubungi detikSport, Sabtu (25/12/2010).

"Bukan merasa haknya dilanggar, cuma kami merasa tidak sepenuhnya memperoleh hak kami. Padahal di manapun, World Cup atau Euro, sebagai pemilik hak siar kami akan sangat diutamakan," kata Dini.

"Tapi dalam hal ini benar-benar, usaha kami sama kerasnya dengan yang lain, malah ada pihak lain yang dimudahkan," imbuh Dini dari ujung telepon.

Sebagai pemilik hak siar, RCTI mengaku kalau mereka tidak mendapat previlege dari pengurus atau siapapun. Namun Dini mengaku tidak heran bila ada televisi yang justru bisa masuk sampai ke pesawat yang membawa pemain ke Kuala Lumpur.

RCTI meminta agar semua pihak yang terlibat dalam Piala AFF menghormati aturan-aturan yang ada. Termasuk aturan dari pelatih Alfred Riedl yang cukup keras memagari pemain-pemainnya dari sorotan media.

"Kita semua harus belajar menghormati dan menerima sesuatu yang tidak bisa dipaksakan atas permintaaan tertentu. Tahu kan Riedl strict, saya mengajak rekan-rekan di MNC (Group, induk RCTI) untuk tidak memaksakan misalnya mau wawancara," terang Dini.

Meski cukup kesal karena kejadian tersebut, Dini mengaku kalau RCTI tidak berniat menuntut pihak-pihak lain.

"Kalau sampai TV lain bisa sampai masuk ruang ganti, baru kami akan komplain kepada manajer timnas. Kami sudah pernah mengajukan permintaan itu (masuk dressing room), tapi kami tidak diberi," katanya.

"Kami tidak akan mengajukan komplain bila kami melihat panitia dan manajemen timnas memberikan hal yang sama pada semua meski kami adalah pemilik hak siar," imbuhnya.

Secara berseloroh, Dini mencoba memandang segi positif gegap gempitanya liputan media terhadap timnas.

"Ya anggap saja itu promosi buat kami agar para penonton menyaksikan pertandingannya di RCTI," demikian kata Dini.

Sementara itu, detikSport telah mencoba menghubungi pihak televisi yang dipermasalahkan, tetapi dua kali nada sambung berbunyi, telepon tersebut tidak diangkat.

TV yang Ikut di Pesawat Sudah Berlebihan

Jakarta - Adanya kru sebuah stasiun televisi yang ndompleng di pesawat yang mengangkut timnas Indonesia ke Kuala Lumpur disesalkan oleh presenter RCTI, Tris Irawan. Tindakan itu sudah berlebihan.

Seperti diberitakan sebelumnya, ada sebuah stasiun televisi yang dimiliki oleh keluarga Bakrie (pemilik pesawat Pegasus Air yang ditumpangi timnas--red) sekaligus rekan dekat Ketua Umum PSSI Nurdin Halid.

Padahal, stasiun televisi tersebut justru bukan stasiun pemegang hak siar resmi AFF Suzuki Cup 2010. Hal tersebut mengundang keprihatinan Tris Irawan saat berbincang dengan detiksport.

"Adanya reporter non-RCTI di dalam sana ya? Euforia boleh, tapi ini sudah over, sudah tidak proporsional," cetus Tris.

Akibat keberadaan reporter TV yang getol mewawancarai pemain, para pemain jadi terlihat tidak nyaman dan tidak bisa istirahat. Padahal, pada Jumat (24/12/2010) sore, mereka sudah harus berlatih.

Gangguan di perjalanan ini menjadi gangguan terbaru buat timnas setelah saat di Tanah Air mereka dibawa ke sejumlah acara seremonial seperti ke rumah politisi dan ke pondok pesantren.

"Kalau sudah juara sih boleh ya, karena mereka kan sudah lepas dari kewajiban-kewajiban. Tapi ini baru proses menuju ke sana," ujar Tris yang biasa menjadi presenter siaran langsung laga AFF Suzuki Cup 2010 itu.

"Kalau ada apresiasi lebih, oke tidak apa-apa, kita apresiasi. Tapi kalau sudah berlebihan, itu bisa mengganggu suasana internal tim," timpal Tris lagi.

Tris mengaku cemas pada berlebihannya dengan euforia pemberitaan seputar timnas. Apalagi, justru banyak muncul komentar-komentar dari pihak-pihak yang selama ini tidak pernah terlibat dalam komunitas sepakbola.

"Kita sama-sama ingin tim ini jadi juara. Jadi sebagai pribadi saya menyayangkan kejadian itu," kata Tris yang sudah menjalani profesi presenter olahraga sejak tahun 1992 itu.

"Ini kan ada orang-orang yang di luar komunitas sepakbola, tiba-tiba muncul. Analisisnya masuk ke ranah politik, dan lain-lain. Mereka bukannya memberi dukungan buat timnas, tetapi merugikan," tuntasnya.

'Baru 49 Menit kok Sudah Sold Out?'

Jakarta - Kekecewaan kembali melanda para pemburu tiket leg 2 final AFF Suzuki Cup 2010 yang ingin membeli lewat jalur online. Kurang dari satu jam penjualan dibuka, tiket dinyatakan sold out!

Seperti diketahui, penjualan tiket secara online ini dilakukan melalui situs www.ticketsas.com mulai hari ini pukul 10.00 WIB tadi. Tiket yang dijual di situs ini adalah tiket kelas VVIP, VIP Barat dan VIP Timur.

Namun kekecewaan kembali menaungi para pemburu tiket karena banyak yang tidak kebagian walaupun sudah nongkrong di depan komputernya sejak sebelum penjualan dibuka.

"Tertulis di website itu bahwa ticket sold out! Padahal baru 49 menit dibuka!" sungut seorang pembaca detiksport, Aryo Fauzan Mulyono, menjawab pertanyaan detiksport lewat Twitter.

Demikian juga ketika detiksport mencoba mengakses pada pukul 11.00 WIB. Dalam situs ticketsas.com, tertulis bahwa tiket untuk partai final leg 2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno telah terjual habis.

Karena putus asa dengan sistem penjualan tiket yang amburadul, beberapa orang memilih untuk tidak menonton langsung di SU GBK dan berencana untuk menyaksikan partai Indonesia kontra Malaysia di rumah masing-masing. 

"Smua temen pada bilang Sold Out pemesanan via online.. Mending nonton bareng aja pake layar super besar.. Ga kalah seru kok," tulis Yanuar Teguh di Twitter.

Kekacauan Juga Landa Pemesanan Tiket Online

Jakarta - Kekacauan tidak hanya terjadi di proses penjualan tiket final AFF Suzuki Cup 2010 secara manual. Kekacauan dan kebingungan juga melanda sistem pemesanan online.

Seperti diketahui, kekacauan terjadi dalam dua hari penjualan tiket kategori I dan II di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Hari ini, penjualan tiket manual diliburkan dan yang dijual adalah tiket VIP Barat, VIP Timur dan VVIP.

Penjualan tiga kelas tertinggi itu dilakukan melalui situs penjual tiket, www.ticketsas.com. Namun seperti dipantau detikSport pukul 9.40 WIB, situs ticketsas.com susah sekali diakses.

Setelah menunggu lebih dari lima menit, situs tersebut dapat diakses, namun tidak ada keterangan apapun mengenai cara pembelian tiket leg 2 final antara Indonesia kontra Malaysia.

Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan peminat yang sudah menunggu-nunggu sejak pagi. Mereka khawatir situasi ini tetap terjadi saat pembukan penjualan dilakukan pukul 10.00 WIB.

"Yak, beneran ticketsas.com overloaded skrg? Gak offline gak online penjualan tiket ancuuur!!!" seru Dondi Hananto melalui akun Twitternya.

"Aku berhasil buka tapi ya tetep bentuknya kayak kemarin, ga jelas," timpal Dian Paramita, mahasiswi Universitas Gadjah Mada asal Yogyakarta.

Dian mensinyalir kalau jumlah tiket yang dijual secara online tidak akan memenuhi demand yang ada karena ia curiga ada pembagian tiket VIP dan VVIP kepada orang-orang dekat PSSI.

Sementara Dondi melihat kali ini kekacauan penjualan tiket online bukan salah PSSI sepenuhnya, tetapi lebih kepada ketidaksiapan infrastruktur ticketsas.com, sebuah perusahaan asal Malaysia.

'Bermain di Kandang Tak Akan Banyak Membantu Malaysia'

Kuala Lumpur - Timnas Malaysia akan diuntungkan dengan menggelar final leg pertama di kandang. Namun K. Rajagobal menilai hal ini tak akan banyak membantu timnya tim lawan cukup kenal dengan gaya permainan mereka.

Malaysia akan menjamu Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Minggu (26/12/2010).

Bisa dikatakan kedua kubu tak asing lagi dengan kekuatan lawannya. Ini merupakan pertemuan kedua bagi Malaysia dan Indonesia di sepanjang turnamen setelah di laga sebelumnya skuad 'Garuda' menghancurkan Malaysia dengan skor telak 5-1.

Dengan digelarnya pertandingan final pertama di depan publik sendiri, ini akan menjadikan keuntungan buat Malaysia untuk balas dendam plus menyibak kans juara. Akan tetapi pelatih Rajagobal menolak anggapan itu karena tim lawan sedikit banyak telah mengetahui gaya permainan timnya.

"Tidak akan ada banyak keuntungan meskipun kami memainkan final pertama di rumah, tapi yang jelas menarik untuk melihat aksi mereka yang pertama di luar kandang," ujarnya yang dikutip Utusan.

"Apa yang harus kami optimalkan itu rahasia, tapi saya pikir kedua tim tahu bagaimana gaya permainan masing-masing (dari hasil pertemuan pertama), "pungkas dia.
( rin / rin )

Malaysia Muda Bikin Bangga Rajagobal

Kuala Lumpur - Malaysia merupakan skuad dengan rata-rata usia termuda dari peserta lain Piala AFF 2010. Sang pelatih K. Rajagobal merasa bangga karena meski masih muda skuadnya berpeluang untuk mencatatkan sejarah.

Skuad "Harimau" Malaysia memiliki rata-rata umur tak kurang dari 23 tahun. Ini menjadikan mereka tim dengan skuad termuda di antara tim-tim yang berpartisipasi dalam turnamen ini.

Malaysia sukses melaju ke final usai melewati hadangan juara bertahan Vietnam di semifinal. Kini mereka di ambang sejarah jika berhasil mengalahkan Indonesia yang sama-sama memburu sejarah untuk merebut juara untuk kali pertama.

Laga final akan dihelat dalam dua leg dengan Malaysia yang menjadi host pertama pada 26 Desember. Sebelum kembali ke Jakarta tiga hari kemudian untuk melakoni final leg kedua.

Akan tetapi, dengan mencapai partai puncak sudah menjadi kesuksesan tersendiri bagi tim Negeri Jiran ini. Ini merupakan pencapaian tertinggi mereka yang kedua setelah yang pertama mereka capai pada 1996 silam.

Sukses tim Malaysia tak lepas dari tangan dingin Rajagobal. Pria yang kini berusia 54 tahun itu bukan hanya melewati pencapian pendahulunya namun juga berhasil mengangkat prestasi sepakbola Malaysia di tingkat internasional.

"Sebagai pelatih tim ini, saya tentunya sangat bangga dan merasa terhormat Malaysia berhasil mencapai final untuk kali pertama sejak 14 tahun, tak lepas dari para pemain yang telah melakukan tugasnya dengan bagus," sahut Rajagobal di situs resmi AFF.

"Ini adalah tim yang spesial dan mereka tim termuda di AFF. Jadi ini merupakan sebuah pencapaian yang sudah berhasil kami dapatkan sejauh ini."

"Mungkin mereka masih muda, tapi mereka sangat konsisten dan sudah tampil bagus di pertandingan-pertandingan yang lain. Sungguh beruntung ini bisa terjadi dan saya menjadi pelatih mereka," tutup Rajagobal.

Riedl: Laga Away Bisa Untungkan Indonesia

Jakarta - Skuad Indonesia akan berlaga di depan puluhan ribu suporter lawan di final leg I. Hal itu diyakini tak akan mempengaruhi tim 'Garuda' dan dinilai malah bisa mendatangkan keuntungan.

Tim 'Merah Putih' akan menghadapi Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Minggu (26/12/2010).

Di laga tersebut, Indonesia jelas akan mendapat tekanan bukan dari Malaysia di atas lapangan namun juga dari puluhan ribuan suporter lawan. Ini menjadi salah satu faktor yang paling dicemaskan karena partai ini merupakan laga tandang pertama Firman Utina cs selama berlangsungnya Piala AFF 2010.

Meski demikian, tak ada keraguan pada Alfred Riedl kalau suporter lawan akan mempengaruhi performa skuad Indonesia. Ia menilai timnya malah bisa mendapat keuntungan dengan memainkan laga away itu.

Riedl memberi contoh di laga semifinal melawan Filipina di mana di kedua leg skuad Indonesia cuma dapat menang tipis masing-masing dengan skor 1-0. Menurut dia, jika saja laga tersebut digelar di depan publiknya sendiri maka Filipina akan bermain lebih terbuka sehingga pertandingan akan berjalan lebih mudah, begitu juga dengan Malaysia.

"Saya tak yakin bagaimana para pemain saya akan bereaksi karena kami tak memiliki kesempatan untuk merasakan laga away di semifinal melawan Filipina," ungkap Riedl yang dilansir situs resmi AFF.

"Mungkin laga akan lebih mudah jika semifinal itu dilakukan di Manila karena mereka akan bermain lebih terbuka di depan publik sendiri. Tapi karena mereka bermain di Jakarta, mereka menutup lapangan dan membuat laga sangat ketat."

"Saya tak tahu bagaimana cara Malaysia melalui laga ini jadi kami akan menunggu dan melihat apa yang akan terjadi,"tukasnya.

Satu hal yang diyakini Riedl adalah skuadnya tak akan banyak terpengaruh saat berlaga di depan puluhan ribu suporter lawan.

"Saya tak tahu bagaimana reaksi menjelang laga tapi saya tak merasa bahwa itu akan banyak berpengaruh terhadap pada pemain saya," demikian Riedl.

Jumat, 24 Desember 2010

Penurunan Produktivitas Gol Harus Jadi Catatan Riedl

Jakarta - Timnas Indonesia mencetak banyak gol di laga awal. Namun di dua laga terakhir ada penurunan produktivitas. Pelatih Alfred Riedl harus mengantisipasi catatan ini.

Saat babak penyisihan 1 Desember lalu, Indonesia melibas Malaysia dengan skor 5-1. Dua hari berselang, giliran Laos yang dibantai dengan angka 6-0.

Pertandingan ketiga melawan Thailand, Firman Utina cs hanya mampu menang 2-1. Itu pun diperoleh lewat tendangan pinalti Bambang Pamungkas.

Di babak semifinal, produktivitas gol tim Garuda semakin mengecil. Dalam dua laga melawan Filipina di stadion Gelora Bung Karno (GBK), Indonesia mencetak total dua gol.

Bagi mantan pelatih timnas Indonesia Benny Dolo, tren menurunnya gol ini menunjukkan ada kelemahan di tim. Karena itu, Riedl harus terus melakukan evaluasi.

"Dari kemenangan yang sangat besar lawan Malaysia terus menurun dan turun. Itu juga harus menjadi catatan, saya fikir Riedl tahu persis itu. Makanya dia tidak memperlihatkan ekspresi yang luar biasa ketika menang lawan Filipina, masih ada kelemahan di tim," jelas Benny saat berbincang dengan detiksport, Jumat (24/12/2010).

Menurut Bendol, sapaan akrabnya, Malaysia di final adalah tim yang berbeda dengan babak penyisihan lalu. Tim asuhan K Rajagopal tersebut mampu bangkit dari kekalahan meski jauh dari kandang.

"Berbeda dengan tim kita yang lima kali berturut-turut bertanding di kandang," sambungnya.

Mental pemain juga dinilai oleh Bendol sangat penting. "Pertandingan final sangat berbeda dengan pertandingan sebelumnya dibutuhkan mental yang tangguh dan kuat untuk bisa memenangkan pertandingan ini," pungkasnya.

'Lawan Malaysia Bukan Tim Kelas Dunia'

Kuala Lumpur - Indonesia merupakan tim unggulan. Meski begitu sejumlah pihak di Malaysia menilai ini membuat Indonesia berada dalam tekanan. Mereka juga mengatakan Malaysia tak sedang menghadapi tim kelas dunia.

Status unggulan yang disandang Indonesia tersebut terlihat di sejumlah rumah taruhan dunia. Di rumah taruhan BetBrain, tim Garuda dijagokan sebagai juara dengan koefisien 1,25 berbanding 3,55 milik Malaysia.

Untuk laga final leg pertama di Stadion Bukit Jalil akhir pekan ini, Irfan Bachdim dkk. dijagokan menang dengan koefisien 2,30. Koefisien yang dimiliki Malaysia adalah 2,80 sementara untuk hasil seri mendapat angka 3,10.

Anak asuh Alfred Riedl juga diunggulkan di Oddsportal.com dengan koefisien 2,28 berbanding 2,80 milik Malaysia. Sementara hasil seri adalah 3,15.

Status unggulan memang layak disandang Indonesia. Menjadi tim paling produktif dengan 15  gol dan hanya kemasukan dua sejauh ini menjadi bukti.

Meski begitu Malaysia acuh tak acuh dengan kondisi tersebut, baik itu status unggulan yang ditempatkan oleh rumah judi mau pun fakta statistik perjalanan Indonesia di Piala AFF 2010. Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah mantan pemain mau pun pelatih timnas Malaysia.

"Indonesia mengalami kesulitan dan hanya membukukan satu gol (di setiap leg) di semifinal. Itu menunjukkan bahwa mereka merasakan tekanan," tukas eks pelatih Malaysua B. Sathianathan dikutip dari The Star Online.

"Malaysia tidak melawan tim kelas dunia. Tidak ada perbedaan jauh antara Malaysia dan Indonesia. Kami punya kesempatan untuk menang," ujar Dollah Salleh, pemain Malaysia tahun 1985-1996.

"Pemain telah bangkit dan kini sudah cukup matang untuk menghadapi suporter. Mereka sudah melakukan tugas dengan baik di Hanoi untuk menyingkirkan Vietnam. Ini kesempatan bagi tim asuhan K. Rajagopal untuk kembali mencetak sejarah," kata Ong Kim Swee yang menjadi pilar timnas Harimau Melayu era 1990-an.

"Pertahanan Indonesia bisa ditembus. Kami memiliki semangat bertanding. Kini masalahnya adalah bagaimana empat bek kami bisa menghentikan dua penyerang dan juga pemain-pemain sayap lincah Indonesia," timpal Abdul Rahman Ibrahim, pelatih Malaysia tahun 1987.

'Panitia Jual Tiket Setengah Hati'

Jakarta - Ratusan suporter Merah Putih dibuat kecewa oleh panitia lokal AFF. Tiket kategori II yang sempat dinyatakan habis, tiba-tiba diumumkan masih tersedia. Terlanjur emosi, para pengantre pun memaki-maki panitia.

Tiket kategori yang dijual seharga Rp 150.000 tersebut disebar di empat loket, yakni pintu timur, di depan masjid Al-Bina, dan dua loket di depan pintu TVRI. Khusus di dua loket yang disebut terakhir, panitia sudah menutupnya pada pukul 12.00 WIB.

Tanpa ada pengumuman jelas, penjaga loket dan beberapa panitia langsung 'kabur' ke arah stadion. Para fans sempat dibuat bingung atas ulah panitia yang berseragam kuning tersebut.

Berselang 15 menit kemudian, barulah ada pengumuman dari polisi yang menyatakan tak ada lagi tiket tersisa di loket depan TVRI.

"Tiket habis dan loket akan dibuka lagi pada tanggal 26 Desember pukul 10.00 WIB," ujar petugas polisi yang langsung disambut makian ratusan suporter yang kecewa.

Selain berteriak, massa juga sempat menggebrak-gebrak pintu loket. Untungnya, kericuhan tak berlanjut ke arah anarkisme.

Tak lama kemudian, panitia mengeluarkan pengumuman baru. Masih ada tiket tersisa bagi para pengantre yang sudah mendapatkan nomor antrean. Namun jumlahnya terbatas.

Bagi para suporter yang tak kebagian, tindakan panitia tersebut menunjukkan adanya 'permainan' dalam penjualan tiket. Sebagian, bahkan menuduh panitia setengah hati.

"Kampungan, Mas. Nggak teratur. Saya sudah datang dari pukul 04.30 WIB tapi nggak dapat. Kacau," kata salah seorang fans asal Jakarta, Ibrahim, Jumat (24/12/2010).

"Panitia setengah hati menjual tiket. Rajakarcis dibuka saja. Biar nggak semua orang kumpul di sini," sambungnya.

Bagi Ibrahim, panitia jelas-jelas memonopoli tiket. Termasuk juga penjualan tiket VIP yang dilakukan secara online.

"Kayaknya masih ada monopoli, sepakbola mahal hanya darah biru saja. VIP online, ini enggak. Masa dibedain," kecamnya.

Fans yang sudah mendapatkan tiket pun tak kalah kecewa. Menurut Adon, panitia lokal dan PSSI harus banyak mengevaluasi diri dalam penjualan tiket.

"Saya menginap dari pukul 23.00 malam tadi, baru dapat. Kurang bagus panitianya dan nggak tertib. Antre tiket kaya sembako," tutupnya.

Waspadai Pertahananmu, Indonesia

Kuala Lumpur - Indonesia menjadi tim paling sedikit kebobolan di Piala AFF 2010. Meski begitu, eks pelatih Malaysia B. Sathianathan Malaysia menilai bahwa pertahanan merupakan titik lemah dari tim Garuda.

Dilansir dari situs resmi turnamen, Indonesia merupakan tim yang paling sedikit kebobolan sejauh ini. Hanya ada dua gol yang bersarang di gawang Indonesia.

Meski begitu mantan pelatih Malaysia B. Sathianathan menilai bahwa minimnya jumlah gol yang diderita tim Merah Putih bukan sebuah bukti bahwa pertahanan Indonesia sudah bagus.

"Saya dengan yakin mengatakan bahwa Malaysia mampu meraih hasil bagus di final, karena sudah memiliki modal untuk itu. Indonesia bisa rapuh di pertahanan dan Indonesia bisa dikalahkan," kata Sathianathan dikutip dari The Star Online.

Ucapan Sathianathan bisa menjadi masukan bagi Indonesia, yang memang diakui pelatih Alfred Riedl masih belum bagus di barisan pertahanannya.

Gol Malaysia yang bersarang ke gawang Indonesia dalam laga grup berawal dari barisan belakang yang kurang sempurna dalam melakukan penjagaan. Dalam beberapa kesempatan, kiper Markus Horison juga sempat mis-komunikasi dengan pemain belakang.

Pihak Malaysia sendiri mengincar kemenangan besar atas Indonesia di leg pertama babak final yang digelar di Stadion Bukit Jalil 26 Desember mendatang.

Wakil Presiden Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) memprediksi Harimau Malaya bisa menang 3-0. Sementara itu mantan pemain Malaysia Santokh Singh berharap Malaysia bisa menang dengan selisih dua gol.

"Malaysia harus menang dengan selisih dua gol di kandang dan bermain aman di leg kedua," ujar Santokh.



Foto: Bek Indonesia Hamka Hamzah tengah bersuaha mencegah serbuan pemain Filipina dalam laga yang digelar 19 Desember 2010 (Reuters)

Bukit Jalil, Lima Tahun yang Lalu

Kuala Lumpur - Indonesia pernah merasakan kenangan indah di Stadion Bukit Jalil. Lima tahun silam, tim Garuda berhasil meraih kemenangan mantap 4-1 dan memastikan tiket ke final.

Indonesia bertemu dengan Malaysia di semifinal Piala Tiger 2004. Dalam laga leg pertama di Jakarta (28/12/2004), tim Garuda kalah 1-2 dari negeri Jiran tersebut.

Tim Merah Putih unggul terlebih dahulu lewat Kurniawan Dwi Yulianto di menit keenam. Namun dua gol Liew Kiet Kong di menit ke-28 dan 47 menghadirkan kekalahan bagi Indonesia.

Itu berarti Indonesia wajib menang di laga leg kedua yang berlangsung di Malaysia, 3 Januari 2005. Beban Indonesia semakin berat usai Khalid berhasil membawa Malaysia unggul terlebih dahulu di menit ke-28 lewat Muhamad Khalid Jamlus. Aksi Khalid membuat Firmansyah terjerembab, Charis Yulianto pun tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan jatuh di kotak penalti. Khalid pun tak kesulitan menaklukkan Hendro.

Namun anak buah Peter Withe mampu membalikkan keadaan. Empat gol berhasil dicetak Indonesia dalam kurun waktu 25 menit.

Kurniawan Dwi Yulianto, yang masuk menggantikan Ismed Sofyan berhasil mencetak gol penyama di menit ke-58. Di menit 58 terjadi kesalahan fatal yang dilakukan bek Malaysia Khaironisam. Bola lepas dari kontrolnya dan direbut Kurniawan. Setelah menggiring sedikit, striker Persebaya itu melepaskan tembakan keras yang tak mampu dibendung kiper Syamsuri

Indonesia berbalik unggul berkat tandukan Charis Yulianto yang memanfaatkan sepak pojok Boas Solossa.

Ilham Jayakusuma! Menit ke-77 tim Merah Putih semakin memperlebar margin menjadi 3-1 usai Ilham menjebol gawang Malaysia. Gol ini berawal dari umpan lambung Syamsul Chaerudin, bola selanjutnya disundul oleh Kurniawan ke arah Ilham. Ilham kemudian dengan cepat menyongosngnya untuk menjebol gawang Malaysia.

Gol Boas Solossa enam menit menuju peluit panjang memastikan tiket ke final. Umpan dari Elie Aiboy berhasil dimanfaatkan pemain yang bersinar di turnamen tersebut.

Susunan Pemain

Malaysia : Mohd Syamsuri Mustapha , Norhafiz Zamani Misbah, Wan Rohaimi Wan Ismail, Mohd Fadzli Shaari, Mohd Amri Yahyah, Liew Kit Kong (Nor Fazly Alias), Muhammad Shukor Adan, K. Nantha Kumar, Muhammad Khaironisam (Mohd Nor Ismail), Rosdi Talib, Mohd Khalid Jamlus.

Indonesia : Hendro Kartiko , Ismed Sofyan (Kurniawan Dwi Yulianto), Ortizan Salossa, Charis Yulianto, Firmansyah, Muhammad Mauli Lessy, Syamsul Bachri, Ponaryo Astaman, Boas Salossa, Eli Aiboy, Ilham Jaya Kesuma (Aris Indarto)



Keterangan foto: Pemain Indonesia Ortisan Solossa (kanan) saat  bertarung melawan pemain Malaysia Muhammad Shukor Adan di semifinal Piala Tiger di Kuala Lumpur, 30 Januari 2005. (AFP/Tengku Bahar)

Sepakbola dan Revolusi Sosial

Jakarta - Euforia masyarakat Indonesia dan Malaysia yang menyokong tim  kesayangannya untuk memenangkan pertarungan final piala Suzuki AAF sangat terasa. Tidak hanya murni olahraga, dalam sejarah dunia, sepakbola juga mendorong hadirnya revolusi sosial di berbagai negara.

Dalam catatan sejarah, menurut sosiolog UI, Musni Umar, Che Guevara, pernah berkata bahwa sepakbola bukan sekedar permainan sederhana. Sepakbola adalah senjata revolusi. Itu sebabnya masyarakat dunia, atas nama "sepakbola" melakukan apa saja, karena dia  bisa menjadi alat untuk revolusi, arena untuk memompa rasa nasionalisme.

"Juga melalui sepakbola, dijadikan arena berjudi, arena  bisnis skala besar dan skala kecil," kata Musni kepada detikcom, Jumat, (24/12/2010)..

Masyarakat Jerman sebagai contoh, yang mentalnya hancur akibat perang dunia II, akhirnya bisa menemukan kembali bentuk dirinya setelah negara itu meraih juara dunia ketika mengalahkan Hongaria 3-2 di Swiss tahun 1954.

Amerika Serikat yang mendapat kecaman internasional akibat perang Teluk, kembali mendapat kepercayaan internasioanl setelah menggelar Piala Dunia 1994. "Begitu pula negara lain di dunia berebut menjadi penyelenggara piala dunia, dan mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh sebagai tuan rumah untuk menjadi juara," tutur Musni.

Hal serupa juga terjadi dengan Indonesia dan Malaysia.

"Saya kebetulan berada di Malaysia, ketika tim kesayangan sepakbola mereka memenangkan pertarungan melawan Vietnam.  Seluruh lapisan masyarakat Malaysia didukung para pejabat dan media, mengelu-elukan kemenangan itu, karena memastikan diri maju ke laga final," terang Musni.

Walaupun timnya kalah telak 1-5 ketika bertanding melawan Indonesia, tetapi masyarakat Malaysia yang mayoritas menyukai sepakbola, merasa yakin timnya yang akan bermain di kandang sendiri stadion Bukit Jalil akan menang. Hal yang sama dirasakan masyarakat Indonesia yang memenangkan seluruh pertandingan dari  babak penyisihan sampai semi final.

"Kemenangan itu, semakin mendorong para pencinta sepakbola di Indonesia ingin menyaksikan tim kesayangannya meraih kemenangan yang selama bertahun-tahun tidak pernah menjadi juara," tambah Musni.

Namun, euforia kedua bangsa ini hendaknya menjunjung sportifitas agar tetap menjaga persahabatan dan persaudaraan.  Pertama, masyarakat kedua negara terutama para penonton harus mengendalikan emosi.  Akal sehat harus selalu didahulukan. Kedua, simbol-simbol negara Indonesia dan Malaysia harus dihormati. Tidak boleh salah satu merendahkan apalagi menghinakannya.

Ketiga, wasit yang memimpin pertandingan harus obyektif, jujur dan adil.  Keempat, para pendukung tidak boleh memprovokasi pihak lain, karena bisa menimbulkan reaksi balik yang memancingkan emosi. "Kelima, para suporter harus menyadari bahwa dalam suatu pertandingan final, pasti ada yang menang dan kalah. Yang kalah harus legowo (bisa menerima), dan yang menang sebaiknya tidak mentang-mentang, apalagi sombong dan lupa diri," tutup Musni.

'Gonzales Bukan Ancaman'

Kuala Lumpur - Striker Indonesia Cristian Gonzales merupakan bomber tersubur di turnamen ini. Namun mantan pelatih Malaysia B. Sathianathan yakin bahwa El Loco bukanlah ancaman berarti.

Gonzales sejauh ini telah mencetak tiga gol di Piala AFF 2010. Dua dari tiga gol penyerang Persib Bandung itu dikemas dalam babak semifinal (masing-masing satu di setiap leg), yang mengantarkan tim Merah Putih menggapai final keempatnya di kejuaraan antarnegara Asia Tenggara ini.

Ketajaman Gonzales, menurut mantan pelatih timnas Malaysia B. Sathianathan bukanlah hal yang harus ditakuti oleh tim Harimau Malaya. Ia menilai bahwa para bek Malaysia mampu untuk menghentikan striker berdarah Uruguay tersebut.

"Saya tak menilai Gonzales bakal menjadi ancaman besar karena tim kami memiliki kemampuan untuk menghentikan dia sebelum dia mendekati kotak penalti," ujar Sathianathan dilansir dari The Star Online.

Kekalahan 1-5 di pertemuan pertama tidak membuat Malaysia terbebani. Pasalnya setelah itu tim besutan K. Rajagopal menunjukkan kinerja yang membaik.

"Waktu kalah 1-5 tersebut, itu merupakan partai pertama bagi anak-anak muda tersebut. Indonesiab berhasil memaksimalkan kesalahan pertahanan kami untuk mencetak gol," kata Santhianathan.

"Namun sejak itu tim telah menunjukkankemajuan. Kekuatan mereka mulai tumbuh dan empat bek bisa diharapkan. Mereka kini tanpa beban. Mereka sudah bisa menepis keraguan dan kini ada dalam kesempatan menjuarai Piala AFF."

Beras Merah Menu Wajib Timnas

Kuala Lumpur - Jelang laga final tiga hari lagi, stamina dan kesehatan timnas Indonesia  betul-betul terjaga. Dalam soal makanan saja, tidak sembarangan boleh dikonsumsi. Nasi merah pun menjadi menu wajib.

"Makanan yang wajib dikonsumsi pemain sudah kami susun dan atur sesuai  standar kesehatan untuk olahragawan," ujar anggota tim dokter Timnas,  dr.Erwin di Kuala Lumpur, Jumat (24/12/2010).

Lebih lanjut Erwin menjelaskan, selama penyelenggaraan AFF Suzuki 2010 Cup, pemain timnas memang sanga diperhatikan dalam pola konsumsi mereka. Para pemain, kata dia. dilarang memakan goreng-gorengan, makanan berbumbu pedas, ataupun bersantan kental.

Buah dan sayuran segar lebih banyak disediakan kepada para pemain.

"Makanan yang lebih mengandung protein nabati yang harus dikonsumsi.  Kami menjaga agar stamina para pemain tetap dalam kondisi prima.ini kita  lakukan sejak awal," jelasnya.

Erwin juga mengungkapkan, tim kesehatan timnas telah berkoordinaasi dengan klinik kesehatan ataupun rumah sakit terdekat dengan hotel tempat timnas menginap.

"Sehingga bila ada yang sakit,supaya cepat ditangani, kami berkoordinasi dengan klinik kesehatan atau rumah sakit di sini," pungkas Erwin.

'Diiringi Hangatnya Sinar Mentari, Timnas Tinggalkan Ibu Pertiwi'

Jakarta - Tim nasional Indonesia pagi ini bertolak menuju Malaysia. Melalui akun twitter-nya, para pemain Indonesia meminta doa restu dan menyatakan siap untuk meraih sukses.

Tim nasional Indonesia pagi ini tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dengan pesawat carteran, mereka akan bertolak menuju Kuala Lumpur sekitar jam 10 pagi.

"On our way to KL!!" demikian "kicau" striker blasteran Irfan Bachdim dalam akun twitternya @irfanbachdim10.

Sementara pemain muda Yongki Aribowo meminta doa restu dari masyarakat Indonesia. "Go to malaysia..Minta doa dari semua masyarakat INDONESIA...semoga pulang bawa poin penuh. Amin ya rabbal alamin. MERDEKA!!!" tulis dia di akun twitter @yongki_ari.

Sedangkan penyerang senior Bambang Pamungkas menorehkan kata-kata yang puitis untuk berpamitan kepada masyarakat Indonesia.

"Di iringi hangatnya sinar mentari pagi, kami meninggalkan ibu pertiwi untuk menunaikan tugas kami, dengan semangat & kekuatan lima-lima...!!" kata Bepe lewat akun twitter @bepe20.

Dalam wawancara dengan wartawan kemarin, pelatih Indonesia Alfred Riedl mengatakan bahwa setibanya di Malaysia tim Garuda akan berlatih pada pukul 5 sore waktu setempat.

'Malaysia Harus Menang 3-0'

Kuala Lumpur - Malaysia harus memaksimalkan laga kandang di final Piala AFF 2010 agar perjuangan di leg kedua lebih ringan. Tim berjuluk Harimau ini pun diharapkan bisa menang 3-0 di Kuala Lumpur.

Malaysia akan menghadapi Indonesia di partai puncak Piala AFF 2010. Leg pertama akan digelar di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (26/12/2010). Sementara leg kedua akan digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, tiga hari kemudian.

Agar perjuangan di Jakarta lebih mudah, Malaysia harus menang dengan skor besar di leg pertama. Wakil presiden Federasi Sepakbola Malaysia (FAM), Tengku Abdullah Sultan Ahmad Shah, berharap tim asuhan K. Rajagopal bisa menang dengan skor 3-0 di depan publiknya sendiri.

"Saya berharap dan memprediksi kita menang 3-0 sebagai bekal yang bagus sebelum kita bertandang ke Jakarta," ujar Tengku Abdullah, seperti dilansir Utusan Malaysia Online.

"Inilah saat-saat yang paling dinantikan, dan saya harap para pemain bisa bermain baik untuk meraih sukses di kandang sendiri," imbuh Tengku Abdullah.

Tengku Abdullah menilai saat ini timnas Malaysia tengah berada dalam performa puncak. Menurutnya, kemenangan atas Indonesia di final Piala AFF akan jadi momen kebangkitan sepakbola Malaysia.

"Saya yakin para pemain sangat termotivasi untuk melakukannya (menang atas Indonesia), dan saya pikir setiap kesuksesan tim ini akan jadi titik kebangkitan dan kualitas sepakbola Malaysia," tuntasnya.

Kapten Malaysia Bertekad Jebol Gawang 'Merah Putih'

Kuala Lumpur - Kapten timnas Malaysia, Mohd Safiq Rahim, bertekad tampil maksimal saat timnya bertemu Indonesia di final pertama Piala AFF 2010. Ia pun bertekad untuk menjebol gawang tim 'Merah Putih' di depan puluhan ribu pendukung Malaysia.

Malaysia akan menghadapi Indonesia di partai puncak Piala AFF 2010. Leg pertama akan digelar di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (26/12/2010). Sementara leg kedua akan digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, tiga hari kemudian.

Malaysia siap memaksimalkan laga kandangnya dengan mencetak banyak gol ke gawang tim 'Merah Putih'. Kapten tim Harimau, Safiq Rahim, telah bertekad untuk bisa menjebol gawang Markus Horison.

"Saya cukup kecewa karena sampai sekarang belum bisa mencetak gol, baik di fase grup atau semifinal," ujar Safiq, seperti dilansir Utusan Malaysia Online.

"Saya harap di final nanti, nama saya akan muncul sebagai pencetak gol. Saya memang bermimpi bisa mencetak gol di final, khususnya di hadapan puluhan ribu pendukung setia Malaysia," sambung gelandang 23 tahun ini.

Meski belum mencetak gol, peran Safiq memang harus diwaspadai kubu Indonesia. Ia jadi pemain kunci saat Malaysia menang 2-0 atas Vietnam di leg pertama semifinal. Ia juga tampil cemerlang saat tim Harimau menerkam Laos 5-1 di laga terakhir penyisihan grup, yang akhirnya meloloskan Malaysia ke semifinal.

Jangan Ganggu Timnas Dulu!

Jakarta - Jelang laga final, seluruh anggota timnas butuh untuk memusatkan perhatian dan terlepas dari semua beban serta ganjalan. Karena itulah sebaiknya timnas jangan diganggu dulu dengan beragam acara luar lapangan.

Lolos ke final, timnas tak cuma sibuk dengan menu latihan dari Alfred Riedl. Firman Utina dkk harus menghadiri acara yang tidak ada kaitannya dengan persiapan menghadapi Malaysia dan berpotensi merusak konsentrasi.

Hanya sehari setelah memetik kemenangan 1-0 atas Filipina di pertandingan kedua semifinal Piala AFF, timnas dapat undangan mengunjungi kediaman Keluarga Bakrie di wilayah Menteng. Acara tersebut sontak mendapat kritik karena kental berbau politis.

Malam tadi kembali timnas mengikuti acara yang tidak akan kaitannya langsung dengan persiapan pertandingan final pertama. Di Pesantren Assidiqiyah timnas melakukan doa bersama jelang laga kontra Malaysia, yang juga diduga berbau politis menyusul terlihatnya spanduk bertuliskan nama ketua umum PSSI di dalam pesantren.

Terlepas dari apapun aktivitasnya, beberapa hari sebelum laga final akan lebih baik dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri baik fisik maupun psikis. Soalnya seluruh kegiatan yang tak ada kaitannya dengan sepakbola tersebut sedikit banyak akan mengganggu psikologi pemain.

"Yang pertama jelas konsentrasi akan terganggu. Yang dibutuhkan pemain saat tampil di final adalah kondisi rileks, dan kondisi seperti itu harus bisa diciptakan. Jika dilihat sebulan ini, permainan timas sudah terlihat bentuknya, jadi yang diperlukan dalam laga final nanti adalah rileks," ujar M. Kusnaeni dalam perbincangannya dengan detiksport.

Bermain tenang dan tanpa beban dianggap sanggat penting oleh pria yang akrab disapa Bung Kus tersebut. Soalnya itu akan jadi syarat utama jika mau menundukkan Malaysia, dengan mempertimbangkan permainan yang sudah berhasil dibentuk Alfred Riedl.

"Di final timnas perlu untuk main lepas, tak ada yang mengganjal. Itu lebih penting dari strategi apapun karena selama satu bulan ini permainan timnas sudah terbentuk," lanjut dia.

Pengamat dan komentator sepakbola itu juga menyarankan timnas dihindarkan dari aktivitas-aktivitas serupa menjelang laga krusial kontra Malaysia. Sambil berseloroh dia menyebut kalau timnas bebas diundang ke mana saja jika final sudah selesai dan jadi juara.

"Publik hingga pejabat ingin bertemu timnas itu benar, tapi mementumnya tidak sekarang. Harusnya membiarkan pemain fokus menghadapi final, konsen berlatih, membentuk kebersamaan, beri waktu untuk fokus ke final. Setelah final dan jadi juara, terserah mau diapain timnas," pungkas dia.

Arifin Panigoro: Beginilah Sepakbola Indonesia Seharusnya

Jakarta - Sebagai penggagas Liga Primer Indonesia, Arifin Panigoro berbicara panjang lebar mengenai gagasannya itu. Apa alasannya membentuk LPI?

LPI yang sudah lama didengung-dengungkan itu akhirnya melakukan peluncuran resmi pada hari Rabu (22/12/2010) malam WIB di Hotel Kempinski, Jakarta. Acaranya berlangsung mewah, dengan jamuan makan malam, live music dan banyak orang penting datang.

Orang-orang penting yang dimaksud adalah walikota-walikota yang klub dari kotanya ikut berlaga di LPI dan beberapa muka tenar di dunia sepakbola Indonesia. Salah satu di antara muka tenar itu ada juga Luciano Leandro, gelandang yang sempat ngetop di Liga Indonesia bersama Persija Jakarta.

Dalam rilis yang diberikan, Arifin mengatakan, "LPI merupakan langkah awal menuju profesionalisme dan kemandirian sepakbola Indonesia." Tapi dalam sambutannya pada acara peluncuran tersebut, ia mengucapkan banyak hal mengenai liga yang akan bergulir pada 8 Januari 2011 ini.

Selain kembali mengulangi niatannya untuk membentuk liga yang profesional dan menjunjung tinggi fair play, ia juga mengungkapkan niatnya agar LPI bisa menjadi wadah pembinaan pemain-pemain muda.

"Saya kira yang kita inginkan adalah pertandingan yang fair play, yang profesional. Karena sepakbola adalah olahraga yang paling terkenal di seluruh dunia," ujarnya.

"Sapakbola tak usah diragukan lagi dukungannya. Hampir 99,5% orang di Indonesia gila bola."

"Ini adalah perubahan. Kita ingin sepakbola kita bangkit lagi. Tapi ada beberapa pilar yang tak bisa berdiri dengan sendirinya. Harus ada pembinaan."

"Waktu saya ke Johannesburg, menyaksikan (final Piala Dunia, red) Spanyol vs Belanda, saya bertanya, 'Andres Iniesta sudah bermain sejak usia berapa?' ternyata dia sudah bermain sejak usia 10 tahun," tukasnya.

LPI sendiri menyatakan bahwa klub-klub yang mengikuti liganya tak bergantung pada APBD. Arifin menginginkan setiap klub bisa mandiri melalui pemasukan dari tiket atau merchandise yang dibeli oleh para pendukungnya.

"Inilah, saya kira, bagaimana sepakbola Indonesia seharusnya. Liga yang klubnya dibiayai oleh suporternya sendiri dan sponsornya sendiri," tegasnya.

Irfan dan Kim Main di LPI

Jakarta - Persema Malang telah menyatakan mundur dari ISL dan mengikuti Liga Primer Indonesia (LPI). Dua bintang blasteran yang mereka miliki, Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan, dipastikan main di kompetisi baru itu.

"Mereka bagian Persema dan sudah terikat kontrak. Maka itu mereka harus bermain di semua pertandingan Persema termasuk LPI," ujar ketua umum Persema, Peni Suparto, usai melantik direktur utama PDAM Malang, Kamis (23/12/2010).

Khusus kepada Irfan dan Kim, Persema bahkan sudah punya rencana untuk memperpanjang kontrak keduanya hingga dua tahun ke depan.

"Saya sudah sampaikan ke Irfan, untuk rencana perpanjang kontrak dengan Persema sampai dua tahun ke depan. Itu juga berlaku bagi Kim," ungkapnya.

Peni menambahkan, status itu juga berlaku bagi semua pemain bernaung dalam Persema. "Persema memiliki 42 klub binaan, siapa yang ikut ya Persema pokoknya," ujarnya.

Dalam kesempatan itu Peni juga menyampaikan, tanggung jawab sepenuhnya akan diberikan oleh Persema kepada pemainnya yang ikut dalam LPI. "Pastinya Persema tanggung jawab, tapi saya pikir tidak akan ada sanksi dari PSSI," bebernya.

Kabar ini seakan memberi angin segar kepada seluruh pemain bersama ofisial yang belakangan dirundung kegelisihan atas sanksi dari PSSI, jika Persema bergabung dengan LPI.

Politisi PDIP itu memandang hadirnya LPI untuk memajukan sepakbola di tanah air. Untuk itu jangan dipandang sebelah mata. Menurutnya, dua kompetisi bisa menambah temuan bibit-bibit baru untuk kemajuan sepakbola di tanah air. PSSI harus bijak menyikapi ini.

"Pastinya banyak pemain bertalenta tinggi seperti Irfan, diketahui pada dua liga itu. PSSI harus bersikap bijak, jangan memandang sebelah mata," tuturnya.

Striker Malaysia: Terserah Apa Katamu, Riedl

Kuala Lumpur - Striker Malaysia Safee Sali menilai pelatih Indonesia Alfred Riedl tengah melancarkan perang psikologis. Safee mengatakan Riedl bebas bicara apa pun dan itu tak mempengaruhi tim Harimau Malaya.

Media Malaysia News Straits Times, Kamis (23/12/2010) memberitakan bahwa Riedl mengatakan bahwa Filipina (lawan Indonesia di semifinal) merupakan lawan yang lebih berat dibandingkan Malaysia yang menjadi lawan tim Garuda di laga puncak.

Memang, beberapa hari berselang Riedl juga mengatakan bahwa dia menilai Malaysia sudah banyak berkembang setelah dipermak Indonesia 1-5 dalam laga grup Piala AFF.

Namun ucapan Riedl boleh jadi masih membuat panas striker Malaysia Mohd Safee Mohd Sali. "Ucapan Riedl tidak usah dianggap penting. Dia berusaha untuk memancing kami masuk ke dalam mind games, namun kami harus tetap fokus dengan tugas kami," seru pemain berusia 26 tahun itu.

"Silakan saja Riedl mengatakan apa pun tentang kami. Itu tak masalah, namun saya berjanji bahwa final nanti akan berbeda. Sebab bila kami tak cukup berkualitas, kami tak akan ada di final," kata pemain Selangor itu.

"Pelatih Indonesia bebas bicara tentang kami sesuai yang dia inginkan. Kami akan berbicara lewat penampilan kami di lapangan di hari Minggu," tantang Safee.

Bukit Jalil Hadirkan Tantangan Baru untuk Timnas

Jakarta - Di tangan Alfred Riedl, timnas Indonesia punya rekor oke. Tapi karena catatan bagus itu ditorehkan di markas sendiri, lawatan ke Malaysia pun menyajikan tantangan baru.

Riedl membawa angin segar untuk 'Pasukan Garuda'. Sempat diragukan, ia kini malah telah membawa timnas Indonesia melaju ke final Piala AFF 2010.

Mulai menangani timnas semenjak awal Mei 2010 lalu, Riedl kini mengantongi catatan delapan kemenangan dari sembilan partai bersama timnas. Hanya kekalahan 1-7 dari Uruguay yang menodai catatan tersebut.

Meski demikian, catatan tersebut seluruhnya ditorehkan di depan hadapan pendukung sendiri. Firman Utina cs belum teruji saat bertanding di markas lawan yang pastinya menghadirkan nuansa permusuhan.

Hal inilah yang akan menjadi tantangan yang mesti ditaklukkan Indonesia dalam lawatan ke Stadion Bukit Jalil yang jadi markas Malaysia, Minggu (26/12/2010), dalam partai final leg I Piala AFF 2010.

Terkait mental, Malaysia sendiri relatif lebih teruji karena setidaknya sudah melakoni dua partai fase grup di Indonesia. Sudah bukan rahasia kalau timnas Malaysia tidaklah populer di mata pendukung Indonesia.

Hal itu pula yang membuat pelatih Malaysia K. Rajagopal bisa sedikit sesumbar dengan menyoroti bahwa capaian Indonesia di Piala AFF 2010 sejauh ini dicapai seluruhnya lewat penampilan kandang.

"Memang, Indonesia telah menunjukkan kinerjanya yang baik. Tapi tidak ada yang menyadari bahwa dari lima pertandingan yang mereka jalani (di Piala AFF), semua digelar di kandang sendiri di Jakarta," cetusnya.

Dengan demikian Indonesia tak ayal harus mampu unjuk mental di Stadion Bukit Jalil. Pertama-tama untuk membuktikan kalau 'Merah Putih' bukan sekadar jago kandang, dan kedua tentu saja untuk bisa selangkah lebih dekat ke tahta juara.

Toh, di kandangnya sendiri Malaysia juga tercatat tidak mudah menaklukkan Indonesia. Kali terakhir Indonesia kalah di markas Malaysia adalah pada 25 Agustus 1989 silam.

'Indonesia Tengah Bangkit'

Kuala Lumpur - Pelatih Malaysia K. Rajagopal memberikan opini tentang Indonesia. Dia menilai rivalitas antara kedua negara selalu menarik. Rajagopal menambahkan bahwa saat ini Indonesia tengah bangkit

Indonesia bertemu Malaysia dalam laga final Piala AFF 2010. Leg pertama digelar di Stadion Bukit Jalil, Malaysia pada 26 Desember dan leg kedua dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta 29 Desember.

Bagi kedua negara, ini adalah kali ketiga mereka bertemu di final major tournament. Di dua pertandingan sebelumnya, Indonesia dan Malaysia saling mengalahkan.

Menjelang laga ini suasana panas tercipta. Seperti diberitakan sebelumnya, suporter kedua negara sudah mulai "panas" di dunia maya.

Seperti diberitakan Utusan Malaysia Online, seorang suporter Malaysia yang tak disebutkan namanya mencibir keberadaan pemain naturalisasi di timnas Garuda, Cristian Gonzales. Suporter itu menilai bahwa prestasi dengan menggunakan pemain impor tak layak dibanggakan.

Pelatih Malaysia K Rajagopal memiliki pendapatnya soal rivalitas antara kedua negara ini. "Rivalitas antara kedua negara selalu menarik. Indonesia juga memiliki tradisi dalam sepakbola," ujar dia dikutip dari The Star Online.

Namun Rajagopal tidak ingin membahas terlalu jauh di luar area teknis. Ia memilih menanggapi penampilan impresif tim Merah Putih di kejuaraan Piala AFF tahun ini, yang telah membukukan 15 gol dan hanya kebobolan dua kali.

"Kini kami mengalami kesulitan ketika menghadapi Indonesia. Seperti halnya kami, Indonesia juga tengah mengalami penurunan dalam sepakbola mereka."

"Namun kini Indonesia tengah kembali ke level terbaiknya, yang itu ditunjukkan dalam langkah mereka ke final Suzuki Cup (Piala AFF). Mungkin ini juga merupakan indikasi kebangkitan bagi sepakbola Indonesia," tuntas dia

Rajagopal: Selalu Tampil di Kandang, Indonesia Diuntungkan

Jakarta - Pelatih Malaysia K. Rajagopal mengatakan bahwa tim nasional Indonesia menunjukkan kinerja yang baik. Namun begitu ia mengingatkan bahwa tim Garuda diuntungkan karena sejauh ini selalu tampil di kandang.

Indonesia merupakan tim yang paling produktif di Piala AFF. Total 15 gol dikemas oleh anak buah Alfred Riedl sejauh ini. Sementara jumlah gol yang bersarang di gawang tim Garuda hanya dua.

Indonesia kini telah berada di final. Mereka akan berhadapan dengan Malaysia, tim yang pernah dibantai oleh tim Garuda 5-1 di babak grup.

Pelatih Malaysia K Rajagopal menilai bahwa dirinya tak terlalu menjadikan hal tersebut sebagai patokan.

"Saat ini statistik memang penting. Namun saya adalah orang yang tidak hanya melakukan pekerjaan berdasarkan statistik saja," kata Rajagopal dikutip dari The Star Online.

"Memang, Indonesia telah menunjukkan kinerjanya yang baik. Tapi tidak ada yang menyadari bahwa dari lima pertandingan yang mereka jalani, semua digelar di kandang sendiri di Jakarta. Jelas itu memberikan keuntungan bagi Indonesia," jelas pelatih kelahiran 10 Juli 1954 itu.

Rajagopal berharap timnya bakal mengulangi kesuksesan di SEA Games 2009. "Final ini membuat saya teringat tentang pengalaman yang kami dapatkan di SEA Games di Vientiane (Laos) tahun lalu. Kami kalah dari Vietnam di babak grup (kalah 1-3) dan kami mengalahkan mereka di final (menang 1-0)," ujar pelatih berjuluk "King Raja" tersebut.

"Kami kalah dari Indonesia di babak grup dan kami kini berharap yang terbaik di final. Saya ingin tim kami bisa mencegah Indonesia mencetak gol away," tutup Rajagopal.

LPI Subsidi Klub Sampai Rp 30 M

Jakarta - Kubu Liga Primer Indonesia (LPI) mengakui bahwa mereka memberikan subsidi untuk klub-klub yang mengikuti kompetisinya. Tak tanggung-tanggung jumlahnya bisa mencapai Rp 30 miliar.

Setidaknya demikianlah hal yang disampaikan oleh General Manager LPI Arya Abhiseka. Jumlah untuk setiap klub memang berbeda-beda, tapi kisaran angkanya tetap sama, yakni dari Rp 10 M sampai Rp 30 M.

"Subsidi setiap klub itu berkisar dari Rp 10 M sampai Rp 30 M. Namun, setiap klub itu berbeda-beda karena kebutuhannya 'kan juga beda-beda," ujarnya.

LPI sendiri juga membantu setiap klub untuk urusan pembentukan PT dan badan hukum. Dan mereka menyatakan bahwa setiap klub berdiri dengan finansialnya sendiri, bebas dari dana APBD.

Dalam perbincangan dengan detikSport beberapa hari lalu, kubu LPI juga mengklaim bahwa liga mereka juga akan diaudit. Mereka menyebut, akan diaudit oleh lembaga audit yg terpercaya dan independen.

LPI akan mulai digelar pada 8 Januari 2011 dan ada 19 klub yang pasti mengikutinya.

LPI untuk Sepakbola Indonesia yang Lebih Baik

Jakarta - PSSI berjanji menjatuhkan sanksi buat klub, pemain dan ofisial pertandingan yang berpartisipasi di Liga Primer Indonesia. Padahal beberapa pihak justru menganggap LPI akan membantu perkembangan sepakbola tanah air.

Liga Primer Indonesia akhirnya resmi di luncurkan di Jakarta, Rabu (22/12/2010) malam WIB. Bertempat di Hotel Kempinski, sebanyak 19 tim sudah memastikan ikut kompetisi yang akan bergulir di awal 2011 tersebut.

Kemunculan LPI masih dibayangi resistensi dari PSSI. Otoritas sepakbola tanah air tersebut menjanjikan sanksi berat buat siapapun yang terlibat dalam kompetisi gagasan Arifin Panigoro tersebut.

Namun beberapa klub yang berpartisipasi di LPI punya anggapan lain. Mereka kompak menyebut kalau kompetisi tersebut juga akan membantu membentuk sepakbola Indonesia yang lebih baik.

"Menurut saya prospeknya bagus selagi tujuannya untuk memajukan persepakbolaan Indonesia dan menghasilkan prestasi. Saya yakin itu tak masalah dan PSSI tak akan memberi sanksi," sahut ketua umum Persema Malang, Peni Suparto.

Pernyataan senada terlontar dari Muhamad Al-Hadad, pelatih pelatih Manado United. Disebutnya, LPI membuka kesempatan yang lebih lebar buat pelatih dan pemain untuk menyalurkan kemampuannya.

"Saya kira kompetisi seperti ini bagus karena membuka kesempatan untuk pelatih dan pemain. Selagi tujuannya untuk sepakbola Indoenesia, saya rasa tidak masalah," sahut Al Hadad.

Terdaftar di ISL, Persema Juga Ikut LPI

Jakarta - Persema Malang saat ini masih terdaftar sebagai anggota Indonesia Super League. Namun klub asal Kota Malang tersebut juga menyatakan siap berpartisipasi di Liga Primer Indonesia.

Pernyataan kesiapan untuk mengikuti dua kompetisi tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum sekaligus Walikota Malang, Peni Suparto, dalam launching Liga Primer Indonesia di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (22/12/2010) malam WIB.

"Persema ikut LPI dan ISL, sampai sejauh ini kita belum dipanggil oleh PSSI. Apakah nanti ada sanksi atau tidak kita belum tahu. Yang pasti kita sudah mempersiapkan tim yang ada sekarang di ISL dan buat nanti ikut di LPI," sahut Peni Suparto kepada wartawan.

Saat rencana menggelar LPI pertama bergulir, PSSI sudah mewanti-wanti klub peserta ISL untuk tidak ikut kompetisi yang digagas oleh pengusaha Arifin Panigoro tersebut. Ancamannya tak main-main: klub, pemain, pelatih dan semua pihak yang terlibat bakal dicoret keanggotaannya dari PSSI.

Terkait ancaman tersebut, Persema mengaku tak khawatir. Selain karena sejauh ini belum dapat panggilan dari PSSI, dalam pandangan Peni Suparto LPI juga punya tujuan baik demi memajukan sepakbola Indonesia.

"Sampai saat ini saya belum pernah dipanggil dan diberitahu PSSI. Jadi saya belum tahu adanya sanksi tersebut," lanjut Peni Suparto.

Soal kesiapan tim ikut dua kompetisi sekaligus, Peni Suparto menyebut kalau Persema siap melakukannya. Termasuk dengan ketersediaan pelatih dan pemain.

"Persema punya 42 klub binaan, jadi kita sudah siap untuk ikut dua kompetisi. Untuk pelatihnya, pelatih Persema saat ini yang akan membesut tim ISL, sementara asistennya di LPI."

"Untuk pemainnya tidak ada masalah. Untuk Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan mereka dikontrak lima tahun. Jadi sebelum kontrak itu habis mereka tak akan ke mana-mana," tuntas dia.

LPI dan ISL Diharapkan Bersaing Sehat

Jakarta - Liga Primer Indonesia (LPI) sudah mengupayakan untuk berafiliasi dengan PSSI. Kalau keinginan itu terlaksana, LPI diharapkan bisa bersaing sehat dengan Indonesia Super League (ISL).

Setidaknya demikianlah pandangan yang diutarakan oleh Timo Scheunemann. Pria asal Jerman ini adalah satu di antara 19 orang yang akan menukangi 19 klub yang berlaga di LPI. Timo masih akan menangani Persema Malang.

Sebagai salah satu orang yang akan berpartisipasi di dalam LPI, apa pandangan Timo untuk kompetisi yang tak akan didanai APBD ini? Timo menyebut, LPI memiliki prospek bagus, dan cocok untuk memunculkan persaingan sehat dengan ISL.

"Saya pribadi pro dengan kemajuan sepakbola Indonesia. Sebaiknya LPI ditanggapi positif saja," ujar Timo seusai acara peluncuran di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (22/12/2010) malam WIB.

"Kalau LPI ini nanti bagus, maka itu juga akan bagus untuk ISL. Sehingga ISL juga berupaya untuk lebih bagus lagi. Jadi, ini bagus untuk LPI dan ISL," jelasnya kemudian.

"Bagi saya, LPI adalah solusi untuk itu (kemajuan sepakbola Indonesia, red). Saya berharap, LPI bisa menjadi shock therapy untuk ISL karena ada kompetisi di sini," tukasnya.

Timo juga mengakui bahwa dirinya setuju dengan konsep LPI yang akan menggunakan wasit asing. Alasannya?

"Bukannya saya tak percaya dengan PSSI. Tapi, pada kenyataannya, kadang-kadang ke bawahnya sangat sulit untuk dipantau."

"Wasit asing itu sesuai dengan konsep permainan fair play. Dan mereka lebih penting dari kehadiran pelatih asing dan pemain asing," tandasnya.

LPI Upayakan Afiliasi dengan PSSI

Jakarta - Meski bukan diprakarsai oleh PSSI, Liga Primer Indonesia (LPI) mengaku siap untuk berafiliasi dengan federasi sepakbola Indonesia tersebut.

Sampai saat ini, kompetisi sepakbola nasional yang berada di bawah PSSI adalah Liga Super Indonesia dan beberapa divisi di bawahnya. LPI sempat dikritik oleh PSSI dan dinilai bukan sebagai kompetisi resmi.

Namun, dari peluncuran resmi LPI, Rabu (22/12/2010) malam WIB, di Hotel Kempinski, Jakarta, LPI mengaku siap untuk berafiliasi dengan PSSI. Andai PSSI mengiyakan, maka akan ada dua kompetisi sepakbola di bawah PSSI.

"Saat ini kami masih menunggu persetujuan afiliasi dengan PSSI. Malahan kami sudah mengundang PSSI untuk datang dalam acara peluncuran ini," ujar General Manager LPI Arya Abhiseka.

Dalam acara peluncuran tersebut memang tak tampak kehadiran orang-orang PSSI.

Namun, sebagai informasi, ada beberapa petinggi PSSI, seperti Sekjen Nugraha Besoes, tengah terbang ke Kuala Lumpur untuk memantau persiapan timnas Indonesia di Piala AFF.

LPI Resmi Diluncurkan, 19 Klub Pasti Ikut

Jakarta - Liga Primer Indonesia (LPI) akhirnya resmi diluncurkan pada hari ini, Rabu (22/12/2010). Ada sebanyak 19 klub dipastikan ikut dalam liga yang akan dihelat mulai Januari mendatang itu.

LPI diluncurkan secara mewah di Hotel Kempinski, Jakarta, malam ini. Dalam acara peluncuran tersebut, hadir juga sang penggagas, Arifin Panigoro, perwakilan klub, dan mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

LPI mementor pembentukan 19 klub tersebut. Mereka di antaranya juga membantu proses pembentukan PT dan badan hukum untuk klub-klub tersebut. Di antara 19 klub tersebut, terdapat juga klub-klub yang pernah berlaga di Liga Super Indonesia seperti Persebaya dan Persema Malang.

Sebagai informasi, 12 dari 19 klub di LPI ini akan ditangani oleh pelatih asing. Di antara 19 pelatih itu, terdapat beberapa nama yang sebenarnya sudah tak asing lagi. Sebut saja Aji Santoso (pelatih Persebaya), Bambang Nurdiansyah (pelatih Jakarta 1928) dan Lionel Charbonnier (mantan kiper Glasgow Rangers yang kini melatih Aceh United).

LPI akan dimulai pada 8 Januari 2011. Berikut adalah 19 klub yang dipastikan ikut dalam kompetisi ini.

1. Aceh United
2. Bali De Vata
3. Bandung FC
4. Batavia Union
5. Bogor Raya
6. Cendrawasih Papua
7. Jakarta 1928
8. Kabau padang
9. Ksatria XI Solo
10. Makassar City
11. Manado United
12. Medan Bintang
13. Medan Chiefs
14. Persebaya
15. Persema
16. Persibo Bojonegoro
17. Real Mataram
18. Semarang United
19. Tangerang Wolves

PSSI Minta Jaminan Keamanan Timnas Selama di Malaysia

Kuala Lumpur - Timnas sepakbola Indonesia dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur, Malaysia, pada hari Jumat 24 Desember 2010 pukul 12.30 waktu Malaysia. PSSI meminta Football Association Malaysia (FAM) menjamin keselamatan dan keamanan Timnas sepakbola Indonesia selama berada di Malaysia.

"PSSI telah meminta jaminan keamanan untuk Timnas Indonesia sejak tiba, dalam latihan, ketika pertandingan, hingga kembali lagi ke Indonesia," kata Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, kepada wartawan di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (22/12/2010).

Nugraha mengatakan, PSSI menyambut positif  sikap FAM yang sangat kooperatif dan bersahabat. "Kita meminta juga agar security terhadap timnas kita terjamin. Karena seperti yang kami janjikan, ketika Timnas Malaysia bermain di Jakarta, kemarin, tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh masyarakat," lanjutnya.

Dia mengatakan, selama di Malaysia, rombongan Timnas yang berjumlah 36 orang tersebut menginap di Hotel Palace of Garden Horses, Kuala Lumpur. Hotel tersebut dinilai cukup layak untuk tinggal Timnas selama persiapan menghadapi pertandingan final piala AFF menghadapi Malaysia.

Berdasarkan kesepakatan PSSI dengan FAM, Nugraha menjelaskan, Timnas diberikan fasilitas dan kesempatan untuk berlatih dua kali. Pertama Jumat 24 Desember pukul 5.00 hingga 6.30 sore waktu Malaysia di Sport Kompleks Bukit Jalil. Kedua Sabtu 25 Desember 2010 pukul 8.00 sampai 9.00 malam waktu setempat di Stadion Bukit Jalil.

'Jika Ada Kim, Gonzales Tinggal Terima Bola'

Jakarta - Kim Jeffrey Kurniawan segera gabung dengan Persema Malang. Meski selama ini berposisi sebagai gelandang, ia ternyata akan diplot jadi bek kiri.

Itulah rancangan dari pelatih Persema Malang Timo Scheunemann. Sejak awal, Timo menilai Kim bukan sebagai pemain tengah, tapi bek kiri.

"Kim itu bukan attacking midfielder. Dia itu bek kiri. Saya membeli dia untuk bek kiri," kata Timo usai meninjau latihan timnas di lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Rabu (22/12/2010).

Kim kini sudah resmi menjadi WNI. Sebelumnya Kim berkewarganegaraan Jerman, negara asal Ibunya. Ia otomatis menjadi warga negara Jerman karena saat berumur 18 tahun ia tak memilih untuk menjadi WN Jerman atau Indonesia.

Bagi Timo yang juga asal Jerman, Kim adalah pemain bagus. Kemampuannya untuk melakukan overlapping pun akan bisa membantu daya gedor 'Pasukan Garuda' di masa depan.

Kim saat ini belum masuk timnas senior dan baru membidik masuk ke timas U-23 yang diproyeksikan untuk SEA Games 2011 dan pra-kualifikasi Olimpiade 2012.

"Dia suka overlapping, jarang kehilangan bola dan crossingnya bagus. Kalau sama dia, Gonzales tinggal terima-terima bola aja," tambahnya.

Saat ditanya lebih baik mana kemampuannya jika dibandingkan dengan M Nasuha yang ada di timnas senior saat ini, Timo menjawab sama saja. "Kim sama Nasuha sama bagusnya. Nasuha ini temuannya Riedl, saya pikir mereka berdua sama bagusnya," tutup Timo.

Tajamnya Timnas usai Ditangani Mantan Striker Hebat

Jakarta - Kesuksesan Indonesia lolos ke final Piala AFF 2010 tidak lepas dari sosok pelatih Alfred Riedl. Menyandang catatan produktivitas oke, apakah 'Pasukan Garuda' sudah menyerap ilmu dari Riedl yang dulunya dinilai sebagai striker hebat?

Semasa belum terjun ke dunia kepelatihan, Riedl menjalani karir sebagai pemain sepakbola profesional yang berposisi di lini depan alias penyerang.

Karir Riedl dimulai saat bermain bagi FK Austria Wien. Lalu dia pindah ke klub Belgia, Sint-Truiden  pada usia 22 tahun.

Puas bermain selama 8 musim di Divisi I Belgia, Riedl kemudian melanjutkan karir sepakbolanya di FC Metz Prancis. Namun, di Negeri Mode tersebut, dia hanya bermain setahun dan kembali ke Austria pada musim berikutnya di klub Grazer AK. Catatan prestasi terbaiknya adalah menjadi dua kali top skorer di Divisi I Belgia.

"Riedl pelatih bagus. Dia dulu striker hebat, dan dia sudah mencetak 200 gol," puji pelatih Persema Malang Timo Scheunemann usai meninjau latihan timnas di lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Rabu (22/12/2010).

Boleh jadi kelihaian Riedl menjebol gawang lawan itu juga menular ke skuad 'Merah Putih'. Tengok saja catatan gol Indonesia di Piala AFF sejauh ini.

Dari tiga laga fase grup saja, Cristian Gonzales cs sudah memasukkan 13 gol. Jumlah itu bertambah dua usai melakoni semifinal, sebuah angka terbanyak di Piala AFF 2010. Imbasnya, Cristian Gonzales pun masih jadi topskorer sementara dengan tiga gol.

Meski begitu, Timo menilai kalau ketajaman Riedl sebagai striker dulu tidak tak lantas berpengaruh pada permainan timnas. Sukses Firman Utina cs ia nilai lebih kepada keseimbangan permainan.

"Nggak mempengaruhi, tim nasional bermain lebih balance. Buktinya Firman harus mundur dan Okto harus mundur," tuntas pria asal Jerman ini.

Riedl Masih Dalami Kekuatan Malaysia

Jakarta - Kemenangan telak atas fase Malaysia di fase grup tidak bikin kewaspadaan Pelatih Indonesia Alfred Riedl mengendur. Ia tetap melakukan persiapan sebagaimana menghadapi lawan baru.

Indonesia berhasil menggunduli Malaysia dengan skor 5-1 di fase grup Piala AFF 2010. Kini kedua tim kembali dihadapkan di babak final.

Dengan pengetahuan yang didapat dari pertemuan sebelumnya, Indonesia mestinya sudah cukup mengenal gaya Malaysia. Tapi Riedl tak mau lengah, terlebih karena di semifinal Malaysia sudah sukses menyingkirkan salah satu tim tangguh, Vietnam.

"Kita masih harus evaluasi lagi nanti. Saya sendiri masih harus memotong-motong video mereka saat melawan Vietnam. Sekitar 20-30 menit baru nanti kita tahu siapa saja pemain-pemain pentingnya," papar Riedl usai latihan timnas di Lapangan ABC, Senayan, Rabu (22/12/2010).

Atas dasar kehati-hatian itu pula Riedl tak mau menyepelekan satu pun pemain Malaysia. Maka saat ditanya siapa pemain paling berbahaya dari tim lawan ia hanya menukas, "Saya tidak tahu. Mereka punya 11 pemain dan itu yang penting."

Komentar serupa ia lontarkan ketika ditanyakan mengenai lini depan Malaysia. "Penyerang selalu berbahaya. Saya pikir No.9 dan No.10 itu memang bagus. Kami menghormati mereka tapi tidak takut," tegas Riedl.

'Irfan Bisa Bermain di Banyak Posisi'

Jakarta - Penyerang tim nasional Indonesia Irfan Bachdim dianggap mampu bermain di banyak posisi. Karena itu, pelatih Alfred Riedl tidak perlu ragu memainkannya sesuai dengan kebutuhan tim.

Irfan selalu diduetkan sebagai striker dengan Cristian Gonzales di lini depan. Kerap tampil sebagai starter sejak penyisihan, Irfan kemudian dicadangkan pada leg kedua babak semifinal melawan Filipina. Hingga saat ini, pria keturunan Belanda tersebut sudah mengoleksi dua gol.

Pelatih Irfan di Persema Malang, Timo Scheunemann, sangat menyukai pemuda lulusan akademi Ajax Amsterdam tersebut. Dia menilai, semangat tinggi menjadi kunci sukses permainanan Irfan.

"Dia juga bisa bermain di banyak posisi. Dia bisa bermain di sayap kanan atau kiri sesuai kebutuhan," jelas Timo usai meninjau latihan timnas di lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Rabu (22/12/2010).

Tidak hanya di posisi sayap, Irfan juga dianggap bisa bermain di posisi tengah.

"Bahkan kalau Firman (Utina) nggak main, mungkin dia bisa jadi attacking midfielder. Tapi sekali lagi feeling pelatih kan beda-beda," sambungnya.

Meski begitu, Timo enggan jumawa sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sukses Irfan. Bagi dia, kesuksesan seorang pesepakbola ditentukan oleh dirinya sendiri.

"Saya nggak ada hubungan dengan sukses Irfan. Itu semua karena dirinya sendiri," tutupnya.

Riedl Tak Takut Kehilangan Firman & Okto

Jakarta - Firman Utina dan Oktovianus Maniani tetap berlatih terpisah dari rekan-rekannya yang lain di timnas Indonesia. Tapi Alfred Riedl tak risau karena punya stok pemain solid.

Dalam sesi latihan timnas di lapangan ABC, Senayan, Rabu (22/12/2010) sore WIB, Firman dan Okto masih berlatih terpisah sebagaimana yang mereka lakukan pada sesi latihan pagi.

Pada sesi latihan sore yang dimulai pukul 16.00 WIB dan selesai sekitar pukul 17.45 WIB, Firman dan Okto hanya berlatih ringan bersama physio timnas.

Hal ini jelas kian mencuatkan kekhawatiran kalau dua pemain itu tidak bisa diandalkan sedari menit awal saat melawat ke markas Malaysia dalam final leg I Piala AFF 2010, Minggu (26/12/2010).

Akan tetapi, Riedl selaku pelatih kepala timnas Indonesia tidak terlalu merisaukan hal tersebut. "Kalau Okto tidak bisa main kita masih punya Arif (Suyono). Ia bisa menggantikannya," tukasnya.

"(Untuk menggantikan Firman) Kita punya Eka (Ramdani), kita punya Tony (Sucipto), kita punya Johan (Juansyah). Kita punya siapapun untuk menggantikan siapapun," papar Riedl.

Di mata pria Austria tersebut, timnas racikannya saat ini punya tenaga yang cukup untuk melapis para rekannya yang tidak bisa tampil.

"Kita tidak punya pemain cadangan. Kita punya 22 pemain, hanya saja 11 pemain di lapangan dan yang sisanya di lapangan," simpul Riedl.

Sementara itu Okto sendiri mengaku kondisinya sudah agak baikan dan menyerahkan semuanya kepada Riedl. "Ya kalau pelatih minta saya main, saya akan main".

Kunci Kekuatan 'Merah Putih' pada Disiplin Pemain

Jakarta - Timnas Indonesia belum terkalahkan hingga laga semifinal. Penampilan Cristian Gonzales bahkan bisa disebut tanpa cela karena selalu menang di setiap pertandingan. Disiplin pemain menjadi kuncinya.

Setidaknya itulah pendapat Pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann saat meninjau langsung latihan tim Garuda di lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Rabu (22/12/2010).

Selain disiplin, performa apik para pemain kunci Indonesia juga turut mempengaruhi kemenangan tim.

"Kekuatan tim nasional saat ini adalah disiplin. Beberapa pemain juga lagi on fire. Yang bisa saya bilang itu Bustomi (Ahmad Bustomi), Firman (Firman Utina), dan Cristian Gonzales," kata Timo.

Tidak hanya ketiga pemain di atas, Timo juga menilai Bambang Pamungkas ikut berpengaruh pada tim. Meski sering dibangkucadangkan, Bepe tak mempersoalkan itu.

"Dia punya karakter bagus. Ketika dipinggirkan dia tidak masalah," sambungnya.

Oktovianus, Si Mungil yang Sayang Keluarga

Jayapura - Nama Oktovianus Maniani adalah salah satu yang mencuat di Piala AFF 2010. Walau pamornya tengah menjulang, si penyayang keluarga itu ternyata masih terus "menjejak bumi".

Okto, nama panggilan Oktovianus, mencuri perhatian pecinta sepakbola di Tanah Air setelah selalu menjadi andalan pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl di Piala AFF 2010.

Apalagi aksi pemain kelahiran Papua 10 Oktober 1990 itu di sayap kiri tim 'Merah Putih' acap menghadirkan ancaman buat lini bertahan tim lawan. Dengan gaya tak kenal lelah, Okto dengan lincah juga sering merepotkan pemain lawan dengan kecepatan yang ia miliki.

Postur Okto boleh mungil --1,62m--  tapi aksi-aksinya itu di lapangan tetap sukses merebut perhatian dan decakan kagum. Hal ini tentu ikut disambut gembira keluarga Okto di Jayapura, Papua.

Keluarga pemain bernomor punggung 10 --yang acap disematkan ke pemain andalan-- itu pun semakin bangga karena Okto tidak berubah. Punggawa Sriwijaya FC itu masih sangat peduli dengan keluarga dan tidak silau dengan popularitas atau lupa daratan.

Baru-baru ini saja Okto merehab rumah lamanya yang berlokasi di Hamadi Tanjung, Jayapura. Rumah itu sendiri kini ditinggali keluarga besar Maniani, mulai dari ayah, ibu, istri serta kedua anak dan sembilan saudara kandung Okto.

Dari penuturan Frits Maniani, kakak kandung Okto, adiknya itu memang sangat sayang keluarga. Setelah mulai bermain di Sriwijaya FC, ia langsung melakukan pembenahan pada rumah keluarga besarnya. Kalau sebelumnya rumah itu hanya berlantai satu, kini ada satu lantai tambahan meski saat ini masih bermaterikan papan.

Sebelum itu, Okto juga sudah membuktikan kalau dirinya masih tetap membumi. Pemain yang sejak berusia 8 tahun sudah hobi bermain sepakbola dan acap mengikuti beberapa turnamen level sekolah itu masih mau mengerjakan hal remeh-temeh di kampungnya meski sudah menjadi pemain profesional.

Ia disebutkan masih bersedia meloko ikan, atau membantu mengangkat dan menjual ikan. Okto juga tidak pernah menolak jika diminta mengangkat sagu untuk dijual. Itu ia lakukan asalkan bisa membantu keluarga untuk mencari nafkah.

Setelah kini membela Sriwijaya FC dan jauh dari rumah perhatiannya terhadap keluarga juga tidak pernah surut. Pun demikian saat ia kini tengah berjuang bersama timnas Indonesia. Okto selalu menyempatkan diri berhubungan dengan keluarga di Papua.

"Okto selalu menelpon dan menanyakan soal penampilannya. Dan tentunya kami keluarga di Jayapura selalu mendukung penuh walau hanya dalam doa," tutur Ibunda Okto Dorci May.

"Ia juga sering menanyakan kabar keluarga disela-sela pembicaraan kami dan saya menjelaskan semua keluarga baik saja," lanjut ibunda Okto.

Kebanggaan serupa niscaya akan terlontar dari mulut sang ayah, Benjamin Maniani. Sayangnya, Benjamin saat ini tengah mengalami sakit stroke yang juga memaksanya tak dapat bekerja kembali lagi sebagai nelayan.

Kendati begitu, tersirat di wajah Benjamin kalau putranya itu bakal mempersembahkan karya terbaik yang tidak hanya bikin bangga keluarganya tapi juga rakyat Papua dan bangsa Indonesia.

Kim Jeffrey Susul Irfan Ke Persema

Malang - Kim Jeffrey Kurniawan sudah di ambang pintu klub Persema Malang. Ia menyusul pemain blasteran lainnya, Irfan Bachdim.

Kim yang kelahiran Muhlacker, sebuah kota kecil dekat Stuttgart, Jerman, pada 23 Maret 1990 tersebut sudah resmi menjadi WNI per 20 Desember lalu. Sebelumnya, pemuda yang berayahkan orang Indonesia tersebut berkewarganegaraan Jerman, mengikuti ibunya.

Dengan status tersebut, Kim pun kini akan segera bergabung dengan Persema Malang. Saat ini Walikota Malang Peni Suparto, yang juga pembina Persema Malang, pun dijadwalkan bertemu dengan si pemain untuk membahas kesiapannya bergabung dengan Persema.

"Pak wali hari ini ada di Jakarta dan akan bertemu dengan Kim, untuk membahas apakah dia sudah melengkapi administrasi sebagai WNI," tutur Manager Persema Malang Asmuri saat dihubungi melalui telpon genggamnya, Rabu (22/12/2010).

"Pak wali bertemu untuk memastikan Kim diterima di Persema,"
tegasnya. Kim tinggal pindah jadi WNI dan pulih dari cedera, setelah itu bisa bergabung dengan rekan-rekan di Persema," imbuh Asmuri.

Manajemen sendiri, lanjut Asmuri, bakal bertemu dengan Kim akhir Desember 2010 mendatang untuk menindaklanjuti pembicaraan antara Kim dengan Walikota Malang Peni Suparto hari ini.

"Kim memang berkeinginan kuat untuk bisa bermain di Persema, semoga bisa menjadi pemain baik seperti Irfan nantinya," aku Asmuri.

Sebelumnya, Persema juga telah menggaet Irfan Bachdim yang blasteran Indonesia-Belanda. Tapi berbeda dengan Kim, Irfan langsung memilih jadi WNI saat genap berusia 18 tahun.

SBY: PSSI Jangan Kejar Keuntungan

Jakarta - Presiden SBY menanggapi soal kenaikan harga tiket pertandingan Piala AFF 2010 di Jakarta. Ia juga meminta PSSI jangan berorientasi pada motif mencari keuntungan.

Demikian disampaikan SBY saat menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Ibu di Sasana Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (22/12/2010).

Seperti diketahui, tiket pertandingan semifinal di Stadion Gelora Bung Karno minggu lalu naik dibanding pertandingan fase grup. Demikian pula untuk laga final leg kedua pada 29 Desember mendatang.

"Dari tadi pagi saya dapat banyak SMS soal kenaikan tiket. Saya berharap pada PSSI, tolong diatur dan dijaga supaya jangan terlalu tinggi kenaikannya," ujar Presiden kepada wartawan.

"Jangan hanya mengejar keuntungan, karena ini soal semangat kebersamaan dan dukungan rakyat yang tinggi. Kalau memang ada beberapa kelas yang harganya dinaikkan, tetap dalam batas jangkauan rakyat kita."

Pada kesempatan yang sama SBY juga meminta suporter tidak terlalu memaksakan diri untuk ke stadion jika memang tidak mungkin.

"Untuk ginal tentu saja tidak mungkin semuanya bisa ke Senayan. Saya minta, yang bisa mengadakan acara nonton bareng, ya buka layar lebar saja, kita nonton bareng-bareng," sambung Presiden.

"Tadi saja juga dengar Pak Gubernur (DKI, Fauzi Bowo), siap membuatkan layar lebar, sehingga tidak semua suporter berbondong-bondong ke Senayan. Selain karena tempatnya tidak cukup, juga ada beberapa alasan keamanan," pintanya.

KBRI di Malaysia: Dukung Timnas dengan Sportif

Kuala Lumpur - Indonesia niscaya tak bakal kekurangan dukungan saat melawat ke Malaysia untuk final Piala AFF 2010 nanti. Upaya menggalang dukungan telah dikerahkan, kendati pendukung 'Merah Putih' juga diingatkan agar itu dilakukan dengan damai dan sportif.

Partai final leg I antara tuan rumah Malaysia kontra Indonesia akan dipanggungkan di Stadion Bukit Jalil, Minggu (26/12/2010) depan.

Untuk memberikan dukungan buat 'Merah Putih', Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia pun mengimbau agar WNI yang berdomisili sekitar Kuala Lumpur untuk menonton langsung laga tersebut.

"Kita bersyukur dan bangga akhirnya Timnas Indonesia lolos ke final dan berjumpa dengan Malaysia. Saya mengimbau dan mengajak, mari kita semua nonton bersama-sama di Bukit Jalil 26 Desember nanti," imbau Dubes RI untuk Malaysia, Dai Bachtiar di Kuala Lumpur, Rabu (22/12/2010).

Dai mengatakan, pihak KBRI telah mempersiapkan segala sesuatu untuk mengantisipasi kedatangan suporter Indonesia yang akan datang menonton nanti.

Bahkan sebelumnya Dai juga mengaku kalau pihaknya telah mengirim surat ke koordinator-koordinator TKI di beberapa kilang (pabrik) sekitar Kuala Lumpur agar memanfaatkan waktu libur dengan mendukung langsung timnas Indonesia berlaga di Bukit Jalil.

"Tapi ini hanya imbauan. Karena hari itu bertepatan libur. Jika libur, ya silakan menonton langsung," katanya.

Selain itu, mantan Kapolri ini juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menerima kontak dari Jakarta yang menawarkan beberapa atribut untuk mendukung timnas, seperti kaos dan atribut lain.

"Untuk saudara-saudara yang ingin mendukung timnas tapi tidak sempat menonton, silakan dukungannya dalam bentuk lain. Misalnya dengan mengirimkan atribut ke sini. Nanti teknis pembagiannya lebih lanjut," lanjut Dai.

Dai juga mengingatkan agar masing-masing suporter, khususnya dari Indonesia, untuk bisa tetap bersikap sportif dalam memberi dukungan.

"Jangan membawa senjata tajam dan laser. Mari tunjukkan pertandingan menarik dari dua bangsa yang sama-sama menganggap sebagai kebangkitan kembali sepakbola nasional ini, dengan dukungan yang damai dan sportif," pungkasnya.

Pesawat Sewaan Timnas 4 Ribu Dolar AS per Jam

Jakarta - Timnas Indonesia dipastikan memakai pesawat carteran untuk terbang ke Malaysia dalam rangka pertandingan final leg pertama Piala AFF. Kabarnya tarif sewa pesawat carteran itu 4 ribu dolar AS per jam.

"Pesawat perusahaan kami harganya antara 4.000 – 5.000 ribu dolar per jam," demikian diungkapkan oleh petugas dan sebuah perusahaan pemilik pesawat carteran saat bertemu detiksport di kantor PSSI, Jakarta, Rabu (22/12/2010) siang.

"Berangkat Jumat (24/12) pagi, Mas. Rencananya mereka akan salat Jumat di Kuala Lumpur," ujar petugas yang namanya tidak mau disebutkan itu.

Ia menambahkan, pesawat yang akan dipakai rombongan timnas itu berjenis Fokker 100, yang bisa menampung 50-100 penumpang, tergantung pada konfigurasi kursi.

"Kalau semuanya kursi ekonomi, bisa 100 kursi. Kalau semuanya kursi bisnis, paling cuma 50. Tapi kelihatannya nanti akan kombinasi," ungkap petugas itu.

Rencananya pula pesawat tersebut ikut "menginap" di Kuala Lumpur sampai rombongan timnas kembali lagi ke Jakarta.

"Kalau stay, tidak bayar sewa, hanya menanggung hotel dan akomodasi kru," pungkas petugas tersebut.

'WO Justru Rugikan Indonesia'

Kuala Lumpur - Indonesia tidak akan Walk Out jika insiden laser terulang lagi dalam laga final leg pertama di Stadion Bukit Jalil. Sebab tindakan WO sama dengan pengecut dan justru merugikan Indonesia sendiri.

Insiden laser di Stadion Bukit Jalil terjadi di semifinal antara Malaysia kontra Vietnam. Ketika itu oknum suporter tuan rumah sempat mengarahkan laser ke kiper Vietnam sehingga mengganggu konsentrasi pemain.

Selanjutnya ketua umum PSSI Nurdin Halid mengatakan bahwa bila insiden itu kembali terjadi di final leg pertama akhir pekan ini, maka timnas Indonesia bakal melakukan walk-out.

Dalam perkembangan selanjutnya, pihak PSSI mengatakan bahwa Indonesia tidak boleh WO meski terjadi insiden laser. Hal itu ditegaskan Sekjen PSSI Nugraha Besoes dalam jumpa pers di KBRI Kuala Lumpur, Rabu (22/12/2010).

"Indonesia tidak akan WO. Kita tidak boleh WO, sebab itu kerugian buat kita. Tidak akan pernah terjadi untuk Indonesia. Karena WO sama dengan pengecut," ujar Nugraha.

Nugraha juga mengatakan, soal pengamanan supoerter diserahkan kepada pihak tuan rumah. PSSI lanjut dia, hanya memberi saran kepada FAM. Termasuk pengamanan agar tidak terjadi insiden laser.

"Seperti gerbang masuk untuk suporter Indonesia dipisah. Gerbongnya warna ungu dan biru. Ini untuk mencegah supaya tidak terjadi insiden seperti 6 tahun lalu," tambahnya.

Dubes RI untuk Malaysia, Dai Bachtiar menghimbau, agar suporter Timna Indonesia tidak membawa senjata tajam atau mengarahkan laser seperti yang dilakukan oknum suporter Malaysia ketika timnas negeri tersebut melawan Vietnam.

"Saya menghimbau supaya yang nonton nanti untuk jadi suporter yang sportif, menarik tapi damai. Jangan bawa laser, atau senjata tajam. Tidak baik," himbau mantan Kapolri tersebut.