Sebenarnya, sejak menit awal, pertandingan berjalan normal-normal saja. Bahkan Persebaya lebih dulu unggul melalui Charles Orock saat babak pertama baru memasuki menit ke-22. Sepakan Orock sebenarnya tidak tepat sasaran. Tapi karena bola sempat menyentuh kaki lawan, arah bola lalu berbalik dan gol.
Di awal babak kedua, laga juga berjalan normal. Kedua tim saling jual beli serangan. Hingga menit ke-80, skor 1-0 untuk Persebaya tidak bergeming. Tensi pertandingan baru memanas saat babak kedua masuk menit ke-84.
Saat itu, Cornelis Kaimu terlihat terkapar di lapangan. Meski begitu pemain-pemain Persidafon tetap melanjutkan pertandingan. Saat itu anak buah Agus Yuwono memang dalam posisi menyerang.
Melihat ada pemain yang terkapar, wasit pun meniup pluit. Sontak keputusan ini memicu amarah anak-anak Gabus Sentani, julukan Persidafon. Tanpa komando mereka langsung mengerubuti wasit Dedik Wahyudi asal Bali, asisten wasit 1 Darwis (Tarakan) beserta asisten wasit 2 Jumat (Magelang).
Pertandingan pun sempat tertunda selama 10 menit, sebelum akhirnya aparat keamanan mampu mengendalikan kondisi. Uniknya, meski terhenti 10 menit, wasit hanya memberikan tambahan waktu selama dua menit.
Alhasil ketika pluit panjang dibunyikan, wasit dan dua asistennya menjadi sasaran bogem mentah pemain Persidafon. Tak hanya 11 pemain di lapangan saja, intimidasi juga dilakukan pemain cadangan dan beberapa official. Beruntung pihak keamanan akhirnya bisa mengendalikan kondisi ini. [sya/but]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar