Sebenarnya, untuk sebuah kejuaraan olahraga kenaikan harga tiket di setiap babak merupakan hal yang wajar. Ambil contoh kejuaraan Thomas & Uber Cup di bulutangkis dan Commonwealth Bank Tournament of Champions di tenis.
Di Thomas & Uber Cup yang digelar di Jakarta dua tahun lalu, harga tiket kejuaraan itu digolongkan ke dalam tiga periode. Babak penyisihan Rp 20.000 s/d Rp 50.000, babak perempatfinal sampai semifinal Rp 50.000 s/d Rp 100.000, dan final Rp 75.000 s/d Rp 100.000.
Tapi, di final Piala AFF ini membludaknya penonton yang menyaksikan tak membuat Panitia Lokal (LOC) juga memberikan pelayanan yang baik. Banyak suporter yang sudah membeli tiket tak bisa masuk ke dalam stadion. Bahkan para pemegang tiket VIP yang sudah membayar mahal pun sampai tak kebagian tempat duduk.
Inilah yang kemudian dikritik oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum di akun twitter-nya. Anas mengatakan, kenaikan harusnya bisa diiringi dengan pelayanan yang makin baiknya. Malahan, Anas mengatakan, harga tiket harusnya bisa tetap.
"Antusiasme penonton harus disambut dengan pelayanan tiket yang makin baik. Final nanti harus makin baik. Tapi tidak perlu dengam harga yg naik," ujarnya
"Mungkin saja para pendukung timnas akan membeli tiket, berapapun harganya. Tetapi menaikkan harga tiket bukan langkah yg bijak. Bisa tetap!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar