Welcome to the Neo Area

Di blog ini, saya akan menampilkan artikel-artikel saya, buku harian saya, dan catatan-catatan tentang saya, disini saya juga akan mengisi berita-berita dan artikel tentang masalah, Ac Milan, Persebaya, Timnas Indonesia, dll. saya akan berusaha membuat blog ini kental akan sepak bola,,

Jumat, 24 Desember 2010

Bukit Jalil Rival Gelora Bung Karno

Jakarta - Dua stadion megah di Asia Tenggara akan jadi panggung partai puncak Piala AFF 2010. Bukit Jalil kandang Malaysia memang unggul kapasitas, tapi atmosfer di sana nanti boleh jadi malah akan terasa seperti berada di Gelora Bung Karno yang merupakan markas Indonesia.

Timnas Malaysia dan Indonesia akan berduel di final Piala AFF 2010 untuk menjadi yang terbaik di kawasan Asia Tenggara. Bukit Jalil akan menghelat final leg I, Minggu (26/12/2010), sedangkan Gelora Bung Karno gantian menggelar final leg II, Rabu (29/12/2010).

Ditilik dari kemegahan kedua stadion, Bukit Jalil dan Gelora Bung Karno memang pantas untuk mementaskan partai perebutan predikat jawara Asia Tenggara tersebut.

Berlokasi di wilayah Bukit Jalil sebelah selatan Kuala Lumpur, Stadion Nasional Bukit Jalil kebanggaan Malaysia siap diisi oleh sekitar 100 ribu penonton, seperti dicatat situs virtualmalaysia.com. Jumlah ini membuatnya jadi salah satu stadion sepakbola dengan kapasitas terbanyak di dunia.

Dipaparkan kalau sejumlah desain pahatan tradisional dan juga sebuah Kris raksasa --yang mirip dengan Keris ala Indonesia-- hadir menyambut para penonton di pintu masuk stadion, yang mulai dibangun pada 1 Januari 1994 dan dibuka empat tahun kemudian tersebut --Bukit Jalil dibangun untuk menggelar Commonwealth Games 1998.

Di pusat stadion terdapatlah sebuah lapangan seluas 105m x 68m  yang dikelilingin oleh trek lari sintetis sebagaimana dicatat oleh stadium.gov.my. Stadion Bukit Jalil sendiri digunakan untuk berbagai macam acara, selain tentu saja untuk laga sepakbola.

Beralih ke kawasan Senayan, Jakarta, terdapatlah Stadion Utama Gelora Bung Karno yang jadi markas Indonesia dan akan menggelar partai final leg II.

Stadion Gelora Bung Karno ini sendiri berusia jauh lebih tua dari Stadion Bukit Jalil karena sudah mulai dibangun pada 8 Februari 1960 dan tuntas pada 21 Juli 1962, tepat pada saat pelaksanaan Asian Games di Jakarta tahun 1962.

Sempat berganti nama jadi Gelora Senayan di era Orde Baru, pada awalnya Gelora Bung Karno berkapasitas 100.800 penonton. Namun, jumlah itu dipangkas menjadi 88.083 menyusul renovasi yang dilakukan untuk Piala Asia 2007.

Seperti halnya Bukit Jalil, lapangan sepakbola Gelora Bung Karno yang dicatat memiliki luas 105m x 70m juga dikelilingi oleh trek lari atau atletik.

Dari ukuran kapasitas, Bukit Jalil memang lebih unggul ketimbang Gelora Bung Karno. Tapi soal animo penonton, Indonesia sepertinya masih bisa berbangga diri.

Gambarannya bisa dilihat dari laga semifinal yang melibatkan Indonesia dan Malaysia. Menghadapi Filipina --dua leg semifinal sama-sama digelar di GBK-- Indonesia selalu disokong oleh sekitar 70 ribu penonton yang mendukung 'Pasukan Garuda' dengan suara bergemuruh. Kondisi sebaliknya ditemui Malaysia saat menjamu Vietnam karena hanya didukung oleh sekitar 45 ribu penonton.

Kenyataan tersebut tak ayal bikin risau kubu Malaysia. Imbauan untuk tidak absen memberikan dukungan langsung kepada timnasnya saat melawan Indonesia di final nanti pun sampai mesti dilontarkan. Problem seperti ini jelas tidak dikhawatirkan Indonesia.

"Kita punya greater crowd. Kita nggak boleh takut. Kita memang tak pernah takut. Lapangan mereka sama, rumput sama, ukuran sama," tukas Pelatih Indonesia Alfred Riedl.

Indonesia boleh semakin pede menghadapi partai pertama nanti karena punya catatan bagus di kandang Malaysia, dengan tidak pernah kalah dalam enam lawatan terakhirnya.

Apapun, itu semua hanyalah bahasan di atas kertas dan tidak lantas menunjukkan hasil akhir. Semangat juang timnas Indonesia tetap tak boleh mengendur, di Bukit Jalil maupun di GBK, karena masih ada duel berat menanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar