Welcome to the Neo Area

Di blog ini, saya akan menampilkan artikel-artikel saya, buku harian saya, dan catatan-catatan tentang saya, disini saya juga akan mengisi berita-berita dan artikel tentang masalah, Ac Milan, Persebaya, Timnas Indonesia, dll. saya akan berusaha membuat blog ini kental akan sepak bola,,

Jumat, 05 November 2010

Persebaya Terbelah

Munculnya Persebaya tandingan berimbas hingga akar rumput. Bonek, sebutan untuk suporter Persebaya, ikut terbelah antara mendukung Persebaya yang dipimpin Saleh Mukadar dan mendukung Persebaya versi Ketua DPRD Surabaya Wisnu Wardhana.

Di Indonesia, tak banyak klub yang memiliki hubungan erat dan bahkan saling mempengaruhi. Persebaya dan Bonek adalah salah satu dari yang sedikit itu. Pendukung Persebaya sendiri bukanlah sebuah entitas tunggal dan berada dalam satu komando.

Wastomi Suheri, Ketua Yayasan Suporter Surabaya (YSS), memang berada di kubu Wisnu Wardhana. Dalam aksi unjuk rasa di DPRD Surabaya beberapa waktu lalu yang mempertanyakan proses akuisisi Persebaya oleh Medco, beberapa pentolan YSS juga tampak. Namun itu tidak berarti suara YSS diamini oleh bonek-bonek lainnya.

Sejumlah bonek di luar elemen YSS yang diwawancarai beritajatim.com, menyayangkan munculnya 'dua matahari sepakbola' di Surabaya. "Perpecahan di tubuh Persebaya sangat disayangkan dan sangat memalukan kota Surabaya," kata Hendro, Bonek Solo.

Hendro heran dengan terbentuknya Persebaya tandingan oleh Wisnu Wardhana. Saat Persebaya mengalami keterpurukan anggaran, tak ada anggota DPRD Surabaya yang menunjukkan kepedulian. Bahkan, dana APBD untuk Persebaya terus-menerus ditunda pencairannya. Justru saat Persebaya yang dipimpin Saleh Mukadar mulai mendapat suntikan dana segar dari investor, muncul Persebaya tandingan.

Andhi Mahligai, Bonek Jakarta yang saat ini bekerja di Badan Pertanahan Nasional, menilai konflik di tubuh Persebaya tak lepas dari status tim Bajul Ijo sebagai klub besar. "Jika kita analisis dari sisi politis, Persebaya merupakan salah satu sumber legitimasi yang kuat dalam segi apapun, di Surabaya bahkan di Indonesia. Banyak kepentingan yang bermain di Persebaya," katanya.

Andhi menuding PSSI berperan cukup besar dalam perpecahan tersebut, dengan terang-terangan mendukung salah satu kubu Persebaya. Hal serupa juga dilihat oleh Prasetyo Utomo, salah satu pentolan Bonek Brotherhood yang saat ini bekerja di Departemen Keuangan. "Sangat kelihatan intervensi PSSI, mulai dari masalah tanding ulang sampai surat keputusan pembentukan tim Persebaya Wisnu Wardhana," katanya.

Prasetyo, Andhi, dan Hendro tidak mendukung atau membela Saleh Mukadar sebagai personal. Prasetyo bahkan adalah salah satu yang mengkritik keras Saleh Mukadar, saat dipaksakan naik menggantikan Arif Afandi menjadi ketua umum Persebaya tahun 2008.

Namun Prasetyo mendukung siapapun yang berniat membawa Persebaya ke arah klub profesional. Kali ini Prasetyo, Andhi, dan Hendro melihat Persebaya di bawah pimpinan Saleh sudah berada di jalur yang benar dengan mengikuti Liga Primer Indonesia.

"Saya akan menonton atau mendukung persebaya yang profesional. Yang profesional yang bagaimana? Yang tidak nyusu kepada APBD," sahut Aryadin, Humas Bonek Jabodetabek, kepada beritajatim.com, Selasa (26/10/2010).

Munculnya dua kubu Bonek antara yang mendukung Persebaya Wisnu Wardhana untuk tetap bermain di Divisi Utama dan mendukung Persebaya bermain di Liga Primer Indonesia memunculkan keprihatinan di kalangan Bonek sendiri.

Di dunia maya, perdebatan antar Bonek ini cukup kuat. Namun sejauh ini perbedaan tersebut tidak mengarah pada kekerasan. Inilah yang membuat Andhi senang. "Saya yakin, meskipun berbeda pendapat, Bonek akan dewasa dalam menyikapi hal ini. Itulah poin saya, agar tak ada perpecahan semuanya harus bersikap dewasa," katanya.

Aryadin meminta agar semua elemen Bonek duduk bersama. Sejauh ini, beberapa komunitas Bonek sudah bertemu dan membicarakan masa depan Persebaya. Prasetyo menilai kunci persoalan ada pada rezim PSSI Nurdin Halid. Jika Nurdin Halid turun dari kursi kepemimpinan PSSI, maka persoalan di Persebaya akan berakhir.

Hari ini masa depan Persebaya adalah sepakbola industri. Tak ada tempat untuk menoleh ke belakang, berharap kembali kepada APBD. Bahkan, profesionalisme ini harus diikuti oleh elemen suporter. Prasetyo memimpikan adanya organisasi suporter yang memiliki saham di klub. Mitra Surabaya pernah menjadi pelopor klub dengan saham yang dimiliki masyarakat, sehingga disebut The Public.

Kelak Bonek akan berafiliasi resmi dengan klub, dan diwadahi dalam asosiasi resmi suporter. "Bahkan jika nantinya Persebaya sudah terbuka, asosiasi suporter bisa membeli saham tersebut. Tentu saja hubungan emosional akan tetap terjaga, dan suporter akan benar-benar memiliki Klub tersebut. Dampaknya, efek negatif tindakan suporter bisa diminimalisasi," kata Andhi.

Perpecahan di kubu Persebaya adalah batu ujian pertama bagi kedewasaan Bonek. Sebagai entitas suporter, Bonek boleh jadi terbelah dalam dua kubu. Namun sebagai sebuah semangat, Bonek tak pernah terpecah. Kita tunggu saja.

INGAT!!! LPI,,BUKAN YANG LAIN..!!!
SALAM SATU NYALI,WANI...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar